Ikhbar.com: Ribuan pemuda Nepal menggunakan media sosial (medsos) Discord untuk memilih perdana menteri sementara, menjadikannya eksperimen demokrasi digital yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Langkah ini terjadi setelah dua hari kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 72 orang dan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri.
“Ini jauh lebih egaliter daripada forum fisik yang mungkin tidak dapat diakses banyak orang,” ujar jurnalis Pranaya Rana, dikutip dari Al Jazeera, pada Senin, 15 September 2025.
Baca: PM Nepal Mundur usai 19 Orang Tewas dalam Demo Gen Z Lawan Korupsi
Presiden Ramchandra Paudel kemudian membubarkan parlemen, dan menjadwalkan pemilu pada Maret mendatang.
Debat daring di kanal Youth Against Corruption yang dikelola kelompok Hami Nepal mempertemukan lebih dari 10.000 peserta, dengan tambahan 6.000 orang mengikuti siaran langsung di YouTube.
Setelah diskusi panjang, mantan Ketua Mahkamah Agung Sushila Karki, 73 tahun, dipilih sebagai perdana menteri sementara dan telah diambil sumpah jabatannya pada Jumat.
Moderator forum mendorong peserta fokus pada isu-isu mendesak seperti korupsi, pembunuhan pengunjuk rasa, lapangan kerja, reformasi polisi, dan perbaikan layanan publik.
Gen Z juga meluncurkan kanal pemeriksaan fakta untuk melawan hoaks dan upaya manipulasi.
Baca: Bendera Bajak Laut ‘One Piece’ Jadi Simbol Perlawanan Gen Z di Dua Benua
Aktivis antikorupsi Padmini Pradhanang menilai langkah ini sebagai kesempatan memperbaiki tata kelola pemerintahan.
“Anak-anak muda ini hanya mengalami kleptokrasi. Mereka belum pernah melihat demokrasi sejati,” ujarnya.
Meski demikian, beberapa pengunjuk rasa mengaku trauma akibat kekerasan negara dan khawatir ketidakstabilan politik akan terus berlanjut.