Ikhbar.com: Perusahaan konsultan keuangan Israel, Leader Capital Markets melaporkan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza akan menelan biaya sebesar 48 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp745 triliun. Hitungan itu mencakup pembiayaan sejak 7 Oktober 2023 hingga selama satu tahun ke depan.
“Kemungkinan Israel akan menanggung dua per tiga dari total biaya perang dan sisanya ditanggung oleh AS dalam bentuk bantuan militer,” rilis Leader Capital Markets, dikutip dari Anadolu Ajansı pada Jumat, 24 November 2023.
Baca: Israel Tambah Utang Rp121 Triliun Imbas Serang Gaza
Menurut mereka, perkiraan itu lebih rendah dari hitungan Dewan Ekonomi Nasional Israel. Sebelumnya, biaya perang Israel diprediksi mencapai 200 miliar shekel (54 miliar dolar AS) atau Rp839 Triliun.
Sementara itu, pada Oktober lalu, Kementerian Keuangan Israel memperkirakan biaya ekonomi perang tersebut mencapai 270 juta dolar AS atau Rp4 triliun per hari. Mereka mengatakan, jika perang berakhir pun, maka itu tidak berarti turut menghentikan kerugian.
Perhitungan dari Leader Capital Markets tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Israel berpotensi akan kembali mencari utang demi bisa menavigasi apa yang telah digambarkan sebagai konflik bersenjata terburuk dalam setengah abad terakhir.
“Kami bergerak maju dengan skenario dasar yang mengindikasikan beberapa bulan pertempuran dan kami sedang membangun penyangga tambahan untuk membiayai negara,” ungkap Kepala akuntan di Kementerian Keuangan Israel, Yali Rotenberg.
Meskipun pemerintah menerbitkan obligasi internasional melalui penempatan swasta melalui bank-bank Wall Street, seperti Goldman Sachs, negara zionis itu tetap mengandalkan pasar lokal untuk menyerap sebagian besar kebutuhan pembiayaan perang melawan Hamas tersebut.