61 Jenazah Santri Al-Khoziny Ditemukan, Pencarian Resmi Ditutup

Tim SAR gabungan membawa kantong berisi jenazah korban insiden mushala pondok pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025). Foto: Dok. BNPB

Ikhbar.com: Operasi pencarian korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, resmi berakhir setelah tim gabungan berhasil menemukan seluruh jenazah yang dilaporkan hilang. Total 61 jenazah santri ditemukan dalam kondisi utuh, sementara 7 body parts atau bagian tubuh masih dalam proses identifikasi tim DVI.

Kepastian tersebut disampaikan Deputi III Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen Budi Irawan, dalam konferensi pers pada Selasa, 7 Oktober 2025.

“Alhamdulillah, seluruh jenazah yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan, meski ini masih bersifat perkiraan,” ujarnya.

Baca: 54 Jenazah Santri Ponpes Al-Khoziny Berhasil Dievakuasi

Budi menjelaskan, berdasarkan data sementara, terdapat sekitar 63 korban yang tertimbun reruntuhan. Namun, dengan kondisi lokasi yang kini telah rata dengan tanah, kemungkinan masih adanya korban lain dinilai sangat kecil.

“Dari 63 korban, 61 ditemukan utuh dan 7 dalam bentuk body parts. Nanti akan dipastikan oleh tim DVI apakah bagian tubuh itu milik korban yang sama atau berbeda,” terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa hasil temuan tersebut masih bersifat sementara. “Jika hasil teknis menyebut body parts itu tidak bisa dikategorikan sebagai jenazah, maka jumlah korban meninggal bisa sedikit berbeda. Namun kami meyakini semuanya telah terdata,” tambahnya.

Setelah sembilan hari melakukan pencarian intensif, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) secara resmi menutup operasi penyelamatan di lokasi tragedi, tepat pada hari kesembilan sejak peristiwa ambruk terjadi.

Penutupan operasi dilakukan dengan apel gabungan yang dipimpin Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, di halaman pondok pesantren lama Al-Khoziny.

Dalam kegiatan tersebut, Syafii memberikan penghargaan kepada seluruh unsur SAR yang terlibat dalam proses evakuasi, termasuk relawan dan jurnalis lapangan.

“Dengan ini, operasi pencarian dan pertolongan korban resmi saya nyatakan ditutup,” kata Syafii dalam apel tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sejak operasi dimulai pada 29 September 2025, seluruh area reruntuhan kini telah dibersihkan dari material bangunan, dan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah puing.

“Selama sembilan hari penuh, tim SAR telah menyelesaikan seluruh proses evakuasi sekaligus memindahkan material bangunan yang runtuh. Area ini sekarang sudah bersih,” ujarnya.

Meski operasi Basarnas telah berakhir, pengawasan pascakejadian akan tetap dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah daerah.

“Yang kita tutup hari ini adalah sektor pencarian dan pertolongan. Namun proses penanganan lanjutan masih di bawah koordinasi BNPB,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Syafii juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim SAR gabungan yang telah bekerja tanpa kenal lelah selama sembilan hari. Ia menyebut dedikasi mereka sebagai bentuk pengabdian kemanusiaan dan amal ibadah.

“Kerja keras yang dilakukan teman-teman di lapangan adalah bagian dari amal ibadah. Semoga semua pengorbanan ini mendapat balasan terbaik,” ucapnya.

Hingga operasi resmi ditutup, Basarnas mencatat total 171 korban dalam insiden ambruknya gedung Ponpes Al-Khoziny. Rinciannya, 104 orang selamat dan 67 meninggal dunia, termasuk 8 bagian tubuh yang masih diidentifikasi.

Hingga berita ini disunting, menunjukkan reruntuhan bangunan telah rata. Hanya tersisa pecahan beton dan sisa besi konstruksi yang masih tertancap di tanah. Dua ekskavator dan satu crane besar tampak masih terparkir sebagai saksi bisu berakhirnya operasi penyelamatan terbesar di Sidoarjo tahun ini.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.