Ikhbar.com: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan investigasi atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan dalam aksi protes yang melanda Indonesia.
Sejak 25 Agustus, demonstrasi terjadi di berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Palembang, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, dan Gorontalo.
Baca: MUI dan Tokoh Lintas Agama Deklarasikan 9 Sikap Jaga Kondusivitas
Gelombang aksi tersebut telah menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan lebih dari 1.200 orang ditangkap.
“Kami memantau dengan cermat gelombang kekerasan terkait protes nasional atas tunjangan parlemen, kebijakan penghematan, serta dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau berlebihan oleh aparat,” ujar juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dikutip dari AFP, pada Selasa, 2 September 2025.
Di Jakarta, polisi dan militer dikerahkan untuk menghalau massa yang berkumpul di sekitar gedung parlemen.
Bentrokan juga terjadi di Bandung, ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah kelompok yang dituding memicu kericuhan.
Baca: Presiden Jamin Biaya Pengobatan dan Pendidikan Korban Demo
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan 20 orang masih hilang hingga awal September, terutama di Bandung, Depok, serta sejumlah wilayah administratif Jakarta.
Sementara itu, platform TikTok menghentikan fitur siaran langsungnya di Indonesia untuk sementara guna meredam potensi eskalasi protes.