Kisah Ibu dari Gaza Amankan Anaknya saat Israel Kembali Lancarkan Serangan

Potret Gaza saat Israel kembali menyerang secara brutal usai gencatan senjata berakhir. Foto: AFP/SAID KHATIB

Ikhbar.com: Militer Israel kembali menggempur Gaza, Palestina setelah gencatan senjata mereka dengan Hamas berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023.

Setidaknya sekitar 178 warga Palestina tewas dan 589 lainnya luka-luka saat Israel kembali membombardir Gaza. Jumlah tersebut termasuk anak-anak dan perempuan.

“Ada 178 jenazah sejak Jumat pagi 589 korban luka-luka. Rumah Sakit Kamal Adwan di kota Beit Lahia, di utara Gaza menerima lebih dari 54 korban tewas dalam serangan udara Israel,” tulis WAFA dikutip pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Salah satu warga Khan Younis di Jalur Gaza selatan bernama Nermeen Abu Zowayed (39) menceritakan suasana mencekam saat jet-jet tempur Israel kembali melancarkan serangan.

Ketika terdengar ledakan di dekat rumahnya, Narmeen langsung terbangun dan bergegas memeriksa keadaan anaknya yang berteriak di kamar tidur. 

“Saya langsung terbangun dan berlari ke kamar anak-anak saya. Mereka teriak ketakutan saat terdengar ledakan,” ujar Zowayed dikutip dari Xinhua.

Ibu empat anak itu kemudian menyadari bahwa ledakan tersebut berasal dari serangan udara besar-besaran Israel di daerah kantong pesisir tersebut.

“Rumah berguncang, kaca pecah, dan kepanikan besar terjadi akibat pengeboman Israel yang mengenai target di dekat sini,” katanya.

“Saya pikir saya akan mati karena serangan udara tersebut. Serangan itu sangat dekat dan tiba-tiba menyerang rumah tetangga kami,” imbuhnya.

Ia mengaku selalu dihantui rasa takut tiap kali Israel melangsungkan serangan. Sebab Zowayed merasa dirinya beserta anak-anaknya tidak bersalah.

“Kami adalah orang-orang yang tidak bersalah dan tidak dapat melindungi diri dari serangan apa pun. Saya dan anak-anak saya hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan menjadi sasaran serangan Israel,” tutur Zowayed sembari memeluk anak-anaknya.

Menurutnya, dengan kembalinya konflik berarti akan membuat warga Gaza kembali mengungsi. Mereka terpaksa memboyong keluarganya pindah ke sekolah yang diubah menjadi tempat pengungsian.

“Dengan kembalinya konflik, maka warga Gaza akan ngungsi untuk waktu yang lama dan tidak akan dapat kembali ke rumah mereka,” ucap dia.

“Kembalinya perang berarti ketakutan dan kecemasan akan kian menghantui. Akan lebih tampak juga kehancuran, semakin banyak martir dan korban luka, serta semakin banyak tragedi bagi keluarga,” imbuhnya.

Selain itu, Zawayed menilai bahwa serangan yang kembali dilakukan Israel mengakibatkan pengungsian massal baru dan perampasan hak milik warga Palestina di Jalur Gaza.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.