Ikhbar.com: Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri menegaskan pentingnya pelibatan akademisi dan komunitas dalam penguatan edukasi perubahan iklim.
Hal itu ia sampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar lintas komunitas dan peneliti UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Senin, 27 November 2025.
Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmun menyoroti urgensi sinergi antara akademisi dan komunitas dalam membangun pendidikan publik terkait perubahan iklim, khususnya di Kabupaten Cirebon yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi terhadap dampak lingkungan global.
Dalam forum itu, hadir pula akademisi sekaligus peneliti UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Sopidi, MA. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan tantangan global yang membutuhkan kontribusi bersama.
Sopidi menilai Cirebon membutuhkan strategi terarah guna meningkatkan pemahaman masyarakat serta memperkuat kemampuan adaptasi terhadap risiko iklim yang semakin nyata.
Baca: Prof. Rokhmin: Sistem Produksi Beras dan Sawit Harus Ditata Ulang
Merespons paparan tersebut, Prof. Rokhmin kembali menekankan bahwa kerja bersama antara dunia akademik dan komunitas menjadi fondasi penting dalam menghadapi situasi lingkungan yang kian kompleks.
“Akademisi dapat menyediakan pengetahuan dan teknologi yang relevan, sedangkan komunitas dapat menyediakan pengalaman dan pengetahuan lokal. Dengan kolaborasi ini, kita dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim,” ujarnya.
Ia juga menilai bahwa implementasi Model Hepta Helix sangat relevan untuk diterapkan. Model ini menghadirkan tujuh unsur utama, yakni pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, media, teknologi, dan lingkungan, yang bekerja bersama sebagai kerangka strategis untuk memperkuat literasi dan respons masyarakat terhadap perubahan iklim.
“Kolaborasi akademisi dan komunitas hijau sangat penting dalam edukasi perubahan iklim di Kabupaten Cirebon. Implementasi Model Hepta Helix dapat menjadi salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim,” katanya.
Pada akhir diskusi, sejumlah rekomendasi disampaikan, antara lain perlunya peningkatan kapasitas masyarakat melalui penerapan Model Hepta Helix, penguatan kerja sama antara akademisi, komunitas, dan pemerintah dalam edukasi lingkungan, serta pengembangan pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan program pendidikan perubahan iklim di daerah.