Kejar Sewajarnya, Ikhlas Sepenuhnya: Nasihat Prof. Rokhmin Dahuri soal Rezeki

Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri saat menyampaikan khutbah. Dok IST

Ikhbar.com: Anggota Majelis Pakar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa rezeki hadir melalui ketenangan batin dan ikhtiar yang proporsional. Prof. Rokhmin, sapaan akrabnya, membagikan refleksi tentang cara kerja dunia serta kecenderungan manusia terjebak dalam ambisi yang menjauhkan tujuan yang mereka cari.

Menurut Guru Besar IPB University itu, kegagalan sering muncul bukan akibat kurang upaya, melainkan dorongan berlebihan yang menguras pikiran. Dunia, kata Prof. Rokhmin, memang “didesain” untuk menjauh dari siapa pun yang memburunya secara berlebihan.

“Semakin dikejar, dunia akan semakin merasa dibutuhkan. Ia menjauh, jual mahal, dan memaksa siapa pun yang menginginkannya untuk datang dengan menghinakan dirinya,” ujar Prof. Rokhmin, dalam pesan singkat yang diterima Ikhbar.com, Sabtu, 15 November 2025.

Baca: Ingin Sukses Dunia Akhirat? Ini 10 Tips Prof. Rokhmin Dahuri yang Wajib Diikhtiari

Prof. Rokhmin pun mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad Saw yang menggambarkan hakikat orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan utama:

مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menempatkan rasa miskin di kedua matanya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Bagi Prof. Rokhmin, pesan tersebut tepat dengan situasi banyak orang yang menilai keberhasilan melalui ukuran materi. Ia menjelaskan bahwa pandangan itu memunculkan kegelisahan, rasa kurang, dan kehilangan arah.

“Ketika hidup dipenuhi ambisi harus begini dan begitu, harus dapat ini dan itu, pikiran akan terjebak pada kecemasan sendiri,” katanya.

Prof. Rokhmin menekankan perlunya kembali pada mindset seorang hamba, yakni bekerja sesuai waktu, beribadah sesuai jadwal, mengaji, dan membersamai keluarga tanpa tekanan standar sosial. Hidup, menurutnya, jauh lebih tenteram ketika seseorang menyadari bahwa Allah Swt menentukan hasil. Manusia cukup menjalankan peran dengan seimbang.

“Boleh tetap ingin, boleh berharap, tapi jangan memaksa. Jangan sampai obsesi membuat kita hilang syukur dan lupa takaran rezeki masing-masing,” ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Baca: Prof Rokhmin: Kemuliaan Hidup tidak Ditentukan dari Jabatan, Tapi Keikhlasan

Prof. Rokhmin menilai cara pandang tersebut bukan ajakan untuk diam. Bekerja dan berikhtiar tetap menjadi kewajiban sebagai wujud tanggung jawab serta penghargaan terhadap ilmu dan kemampuan yang Allah anugerahkan. Bedanya, upaya itu dilakukan tanpa tekanan batin.

Ia menambahkan bahwa ketika batin rileks dan tidak terikat ambisi, banyak hal muncul tanpa perlu dikejar keras.

“Terkadang yang dulu dikejar mati-matian malah datang saat kita sudah tidak memaksanya. Dan ketika datang, takarannya pas. Rasanya seperti hadiah dari Allah,” ujarnya.

Prof. Rokhmin menggambarkan dunia sebagai sesuatu yang cepat menjemukan ketika dicapai melalui kejaran berlebihan. Bahkan ketika seseorang mencapai target, ia cenderung beralih pada sasaran lain sehingga tidak pernah berhenti. Karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan orientasi akhirat.

“Jangan mengejar keterlaluan. Fokuskan diri pada bekal menuju akhirat, nanti dunia yang cemburu dan justru mengejar kita,” kata Prof. Rokhmin.

Di akhir pesannya, Prof. Rokhmin mendoakan keberkahan bagi siapa pun yang membaca dan mengamalkan nasihat tersebut. Ia berharap keberkahan itu meresap ke rumah, kesehatan, kehidupan, keturunan, harta, waktu, usaha, dan seluruh urusan yang dijalani.

Doa itu ia tutup dengan harapan agar Allah memberikan ketenangan serta kelapangan hati dalam setiap langkah manusia.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.