khbar.com: Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri, menyampaikan ucapan selamat sekaligus pandangannya terhadap penunjukan Prof. Dr. Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Menurutnya, ia adalah sosok akademisi berintegritas tinggi yang memiliki visi kuat dalam memajukan riset dan inovasi di Indonesia.
“Beliau adalah akademisi dengan reputasi yang sangat baik, pemikirannya tajam, dan berpengalaman panjang di dunia pendidikan tinggi serta tata kelola riset,” ujar Prof. Rokhmin dikitip dari tayangan Spotify Radio Elshinta dengan tema “Arif Satria Resmi Pimpin BRIN, Siap Perkuat Ekosistem Riset Nasional” pada Rabu, 12 November 2025.
Ia meyakini, dengan kapasitas dan kepemimpinan yang dimiliki Arif Satria, BRIN dapat menjadi institusi strategis bagi kemajuan bangsa.
Prof. Rokhmin menilai, ada sejumlah tantangan besar yang harus menjadi fokus utama BRIN ke depan. Salah satunya adalah memastikan seluruh proses pembangunan nasional berbasis pada ilmu pengetahuan dan riset ilmiah. Ia menegaskan, tidak ada negara maju di dunia yang bergantung pada intuisi atau pendekatan coba-coba dalam membangun bangsanya.
“Semua negara yang berhasil selalu bertumpu pada data, riset, dan teknologi. Karena itu, BRIN harus menjadi otak strategis bangsa,” ujar sosok yang pernah menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan Periode 2001-2004 itu.
Baca: Ingin Sukses Dunia Akhirat? Ini 10 Tips Prof. Rokhmin Dahuri yang Wajib Diikhtiari
Selain itu, Prof. Rokhmin juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas dan skala hasil penelitian di perguruan tinggi maupun lembaga riset. Ia menyebut, banyak penelitian di Indonesia sebenarnya sudah bagus dan mencapai tahap prototipe, namun belum berkembang menjadi inovasi yang digunakan industri dan masyarakat.
“BRIN harus mampu mensinergikan akademisi, industri, pemerintah, dan dunia usaha agar riset yang ada bisa naik kelas menjadi produk teknologi dan solusi nyata,” jelasnya.
Lebih jauh, Prof. Rokhmin menekankan pentingnya mendorong hasil penelitian nasional agar dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi tinggi (Q1). Menurutnya, publikasi ilmiah menjadi indikator penting bagi reputasi peneliti sekaligus pengakuan global terhadap inovasi Indonesia.
Ia menambahkan, pengakuan tersebut akan memudahkan pengembangan, perlindungan, dan pemanfaatan teknologi secara luas.
Dalam pandangannya, kepemimpinan di BRIN juga membutuhkan fokus dan konsistensi agar arah lembaga tersebut tetap pada jalur strategisnya.
“Prof. Arif Satria harus benar-benar memusatkan perhatiannya untuk menjadikan BRIN sebagai motor penggerak ekosistem riset dan inovasi nasional,” kata Rokhmin.
Ia meyakini, jika BRIN kuat, maka industri nasional akan tumbuh, daya saing meningkat, dan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.
Prof. Rokhmin menutup pernyataannya dengan nada optimistis. Ia percaya, dengan dukungan semua pihak dan konsistensi dalam melanjutkan agenda strategis riset, BRIN akan memainkan peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih maju.
“Saya optimistis dengan penunjukan beliau. Tinggal bagaimana kita mendukung dan memastikan fokus serta keberlanjutan program BRIN ke depan,” pungkasnya.