Ikhbar.com: Pakar kelautan Indonesia, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri, M.S., mendorong pemerintah mempercepat hilirisasi industri kelautan, terutama di wilayah perbatasan dan kawasan timur Indonesia. Menurutnya, tanpa hilirisasi dan pemerataan industri, potensi ekonomi laut nasional akan terus menguap ke luar negeri.
“Pulau Jawa luasnya cuma 5 persen wilayah Indonesia, tapi sumbangan ekonominya 57 persen. Sementara wilayah timur, termasuk Maluku dan Papua yang luasnya 40 persen, kontribusinya cuma 2 persen. Ini timpang sekali,” ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (2001–2004) itu dalam webinar bertema “Kemaritiman dan Keamanan Laut Indonesia” yang digelar Sekolah Kepemimpinan Politik Bangsa (SKPB) Akbar Tandjung Institute, Rabu, 29 Oktober 2025.
Prof. Rokhmin, sapaan akrabnya, menilai bahwa pemerataan industri kelautan menjadi jalan paling realistis untuk memperkuat ekonomi nasional sekaligus menjaga kedaulatan laut.
“Kalau industri pengolahan ikan dan bioteknologi laut dibangun di perbatasan, nelayan di sana tidak perlu menjual mentah. Nilai tambahnya tinggal di Indonesia,” tegasnya.
Prof. Rokhmin membeberkan bahwa dari 773 unit industri pengolahan hasil laut di Indonesia, mayoritas berlokasi di wilayah barat.
“Yang skala besar hanya 1,23 persen, sisanya usaha kecil. Ini yang harus dibalik. Kita bangun pabrik di Ambon, Tual, Natuna, bukan terus di Jawa saja,” katanya.
Tonton: [Sinikhbar] Islam Bahari ala Rokhmin Dahuri
Ia juga menekankan pentingnya infrastruktur penunjang seperti pelabuhan, cold storage, dan transportasi laut terpadu.
“Kalau pelabuhan dan logistiknya kuat, ekspor ikan dari Maluku bisa langsung ke Jepang, bukan lewat Surabaya dulu,” ujarnya.

Baca: Ibarat ‘Bunuh Dua Burung dengan Satu Batu’, Begini Rumus Jitu Prof. Rokhmin Tumpas Illegal Fishing
Lebih jauh, Guru Besar IPB University itu menilai bahwa hilirisasi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global sekaligus memperkecil ketimpangan ekonomi antardaerah.
“Kita sering bangga jadi negara kepulauan, tapi laut kita belum benar-benar jadi ruang produksi. Hilirisasi di perbatasan itu simbol kedaulatan ekonomi sekaligus strategi pertahanan,” tegasnya.
Prof. Rokhmin menutup dengan ajakan moral bagi generasi muda untuk terjun langsung membangun ekonomi maritim.
“Anak muda harus berwirausaha di bidang ekonomi biru dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Di situ letak masa depan bangsa,” ujarnya.