Ikhbar.com: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyerukan agar para santri mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bagian dari ikhtiar mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri acara puncak Silaturahmi Nasional (Silatnas) Alumni Menyongsong 3 Abad Buntet Pesantren di Cirebon pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Dalam momentum bersejarah ini, Wapres Gibran juga menerima dan menandatangani Lima Rekomendasi Guru Besar dan Intelektual Alumni Buntet Pesantren (Panca Pastrava). Dokumen tersebut diserahkan langsung oleh dua alumni Buntet, yaitu Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Aan Jaelani, dan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Rosihon Anwar.
“Rekomendasi ini akan kami jadikan pedoman dalam penyusunan kebijakan yang mendukung pengembangan pondok pesantren di Indonesia,” ujar Gibran.
Ia menambahkan, santri masa kini perlu memperluas wawasan dan keahlian di bidang teknologi modern seperti artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan, blockchain, bioteknologi, robotika, dan keamanan siber. Menurutnya, santri yang berdaya saing di bidang tersebut akan menjadi penggerak kemajuan bangsa.
Baca: Menuju 3 Abad, Yuk Intip Rangkaian Silatnas Alumni Buntet Pesantren!
“Anak-anak muda, para santri harus bergandengan tangan dan menguasai teknologi. Saya yakin, Indonesia Emas 2045 akan tercapai,” tegasnya.
Lima rekomendasi yang diserahkan dalam kesempatan itu meliputi:
- Pendirian Universitas Buntet Pesantren
- Penguatan teknologi pembelajaran pesantren
- Penguatan kemandirian pesantren,
- Pemenuhan makan bergizi gratis di pesantren dengan pengawasan ketat, dan
- Peningkatan mutu serta mobilitas santri dan alumni pesantren.
Dalam kesempatan yang sama, Gibran juga mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kementerian Agama.
“Ini bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam mendukung perkembangan pesantren di seluruh Indonesia,” katanya.
Menurut Wapres, keberadaan Ditjen Pesantren akan memperkuat peran pesantren dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Ia juga menilai, usia tiga abad Buntet Pesantren menjadi bukti nyata kiprahnya dalam mencetak generasi berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.
“Buntet bukan hanya pesantren tertua di Cirebon, tapi juga simbol keteguhan pendidikan Islam di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, KH Moh Lutfi Yusuf NZ, menjelaskan bahwa peringatan 3 Abad Buntet Pesantren mengusung tema “Merajut Asa Menggapai Cita untuk Negeri dan Bangsa.”
“Tema ini merupakan refleksi perjalanan panjang Buntet Pesantren sejak didirikan Mbah Muqoyim pada tahun 1750. Di sinilah tonggak perjuangan para kiai dimulai,” tuturnya.
Kiai Lutfi menambahkan, acara Silatnas ini bertujuan memperkuat hubungan spiritual, emosional, dan intelektual antara santri, alumni, serta masyarakat.
“Momentum ini diharapkan mempererat sinergi semua elemen dalam mewujudkan kemaslahatan bagi negeri,” katanya.
Sesepuh Buntet Pesantren, KH Adib Rofiuddin Izza, dalam sambutannya menyampaikan pesan singkat namun sarat makna kepada Wapres Gibran dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo yang turut hadir.
“Titip bangsa dan negara kepada bapak-bapak semua,” ucapnya.
Acara Silatnas berlangsung khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Ribuan santri, alumni, dan masyarakat sekitar hadir menyemarakkan malam puncak tersebut, bersama sejumlah tokoh nasional seperti Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, Bupati Cirebon H. Imron Rosyadi, serta para anggota Dewan Sepuh dan Pengurus YLPI Buntet Pesantren.
Peringatan tiga abad Buntet Pesantren bukan sekadar seremoni, melainkan wujud rasa syukur dan komitmen untuk meneruskan perjuangan para ulama. Dengan semangat “Merajut Asa Menggapai Cita untuk Negeri dan Bangsa”, pesantren ini diharapkan terus menjadi sumber inspirasi dan kekuatan moral bagi kemajuan bangsa dan agama.