Ikhbar.com: Sebanyak 51 produsen senjata asal Israel akan menjadi peserta pameran senjata internasional Defence and Security Equipment International (DSEI) di London yang digelar mulai Selasa, 9 September 2025.
Kehadiran mereka memicu rencana aksi protes besar-besaran di sekitar lokasi pameran.
“Pemerintah Inggris telah mencapai puncak keterlibatan dalam genosida dengan mengizinkan perusahaan Israel memamerkan senjata yang diuji dalam genosida,” koordinator media Campaign Against Arms Trade (CAAT), ujar Emily Apple, dikutip dari The Guardian, pada Senin, 8 September 2025.
Baca: Ratusan Yahudi Inggris Kecam Pelarangan ‘Palestine Action’
Apple menyebut pameran itu memberi kesempatan bagi Elbit Systems, Rafael, dan Israel Aerospace Industries (IAI), tiga pemasok utama senjata Israel, untuk memasarkan produk yang digunakan dalam serangan di Gaza.
IAI dan Rafael mengonfirmasi keikutsertaan mereka, sementara Elbit akan diwakili anak perusahaannya dari Swedia.
Selain Israel, perusahaan raksasa Lockheed Martin dari Amerika Serikat (AS), produsen jet tempur F-35 yang digunakan dalam serangan ke Gaza, juga hadir.
Menurut data CAAT, sejak 2016 Inggris telah mengekspor suku cadang F-35 senilai sekitar Rp11,7 triliun, meskipun pemerintah menghentikan sebagian besar ekspor senjata ke Israel karena alasan kemanusiaan.
Aksi protes diperkirakan melibatkan 500 hingga 1.000 orang. Pihak kepolisian akan menurunkan pengamanan ketat seperti pada DSEI 2023, ketika 10 orang ditangkap. Biaya operasi pengamanan mencapai hampir Rp39 miliar.
Baca: Islamofobia di Inggris Menguat, Presenter Muslim Diancam
Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, dijadwalkan hadir dan memberikan pidato pada Kamis, 11 September 2025.
Pemerintah Inggris juga akan meluncurkan strategi industri pertahanan baru, termasuk dana Rp4,9 triliun untuk mendorong pertumbuhan lima sektor pertahanan strategis dan Rp3,5 triliun untuk mendirikan lima perguruan tinggi teknis pertahanan.