Hamas Setuju Gencatan Senjata, Asal…

Pasukan Hamas di tengah-tengah warga Gaza. Foto: AP

Ikhbar.com: Israel tengah mengkaji jawaban Hamas terkait usulan gencatan senjata di Gaza yang mencakup jeda pertempuran selama 60 hari dan pembebasan separuh sandera Israel.

Usulan itu mencakup pertukaran 200 tahanan Palestina di penjara Israel, serta sejumlah perempuan dan anak di bawah umur, dengan imbalan pembebasan 10 sandera hidup dan 18 jenazah dari Gaza.

Sumber keamanan Mesir menambahkan bahwa Hamas juga meminta pembebasan ratusan tahanan lain asal Gaza.

Selain itu, proposal menyertakan penarikan sebagian pasukan Israel yang kini menguasai 75 persen wilayah Gaza, serta peningkatan masuknya bantuan kemanusiaan untuk 2,2 juta penduduk yang terancam kelaparan.

Baca: Hamas: Kami tak akan Letakkan Senjata sebelum Negara Palestina Merdeka

Di lapangan, tanda gencatan senjata belum terlihat. Serangan udara, tembakan tank, dan baku tembak pada Selasa menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Pasukan Israel disebut telah menguasai distrik Zeitoun dan membombardir kawasan Sabra.

“Ini adalah salah satu malam terburuk di Sabra dan Kota Gaza karena ledakan terdengar di seluruh kota,” ujar salah seorang warga Sabra, Nasra Ali, dikutip dari Reuters, pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Sementara itu, puluhan ribu warga Israel turun ke jalan pada Minggu, menekan pemerintah agar menyetujui kesepakatan yang bisa mengakhiri perang sekaligus membebaskan sandera.

Baca: Nama Bayi di Jerman Mirip Mantan Pemimpin Hamas Picu Kontroversi Online

Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan dari mitra politik sayap kanan yang menolak gencatan senjata dan menyerukan aneksasi Gaza.

Hamas menyebut proposal tersebut sebagai kesepakatan sementara menuju negosiasi akhir perang.

Namun peluang perdamaian masih jauh karena Israel menuntut Hamas melucuti senjata dan meninggalkan Gaza, syarat yang hingga kini ditolak kelompok itu.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.