Menag Buka Opsi Umrah Pakai Kapal Pesiar

Kapal pesiar mewah berkonsep Islami, IslamiCruise akan berlabuh di Aceh pada awal 2026. Foto: Dok. IslamiCruise

Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar membuka peluang baru dalam penyelenggaraan ibadah umrah, yakni menggunakan kapal pesiar.

Gagasan ini pertama kali disampaikan Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar dalam forum peluncuran laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) di Gedung Bappenas, Jakarta.

Sapta menyebut, konsep umrah menggunakan kapal pesiar sudah mulai dijalankan di Malaysia melalui perusahaan IslamiCruise yang bekerja sama dengan operator kapal mewah Costa Serena.

Rute pelayaran umrah ini dijadwalkan berangkat pada 5 Januari 2026 dari Pelabuhan Klang, Malaysia, melewati Banda Aceh, Maladewa, dan Oman, lalu berakhir di Jeddah, Arab Saudi.

Baca: Konflik Iran-Amerika Serikat Ganggu Jadwal Jemaah Umrah Indonesia

“Ini yang saya waktu itu lapor dengan Pak Nasaruddin bahwa kapal pesiar sudah menanti untuk umrah, tapi sayangnya ownership-nya di sebelah, bukan di kita. Lumayan Rp60 juta bisa belajar macam-macam selama perjalanan,” kata Sapta pada Selasa, 8 Juli 2025.

Menurutnya, perjalanan umrah lewat kapal pesiar kini jauh lebih efisien. Bila dulu menempuh laut bisa makan waktu berbulan-bulan, kini hanya membutuhkan sekitar 12 malam saja.

Sapta menambahkan, selama pelabuhan Jeddah masih dalam proses pembangunan, peluang akses laut dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tetap terbuka untuk masa depan.

“Karena di sini juga ada Jeddah, pelabuhannya sedang dibangun sekarang untuk membuka peluang bagaimana supaya bukan hanya negara-negara yang kawasan dekat Jeddah bisa mengakses seperti Mesir, yang dekat ke Jeddah, tapi juga dari Indonesia, mungkin juga dari Asia Tenggara dan Asia lain bisa mengakses dari kawasan itu,” jelasnya.

Menanggapi hal ini, Menag Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar menilai skema umrah via laut bisa menjadi alternatif yang menarik dan bernilai tambah, baik bagi jamaah maupun Arab Saudi.

“Dan dengan demikian itu mungkin juga akan menambah nilai, pendapatan tersendiri buat Saudi Arabia,” tegas Menag.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.