Ikhbar.com: Menjalani puasa Ramadan dengan lancar sangat membutuhkan pola makan dan minum yang tepat. Sayangnya, banyak umat Muslim yang mengonsumsi minuman justru memperburuk dehidrasi dan meningkatkan rasa haus.
Tubuh yang tidak mendapatkan asupan cairan dari subuh hingga magrib sangat rentan mengalami dehidrasi. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat melemahkan daya tahan tubuh.
Salah satu tanda dehidrasi adalah saat kuku ibu jari yang ditekan butuh waktu lama untuk kembali ke warna semula. Jika dibiarkan, dalam kasus yang lebih serius, seseorang bisa saja mengalami kelelahan ekstrem hingga membutuhkan perawatan medis.
Baca: Begini Cara Bedakan Manis Alami atau Gula Tambahan pada Kurma
Agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama berpuasa, berikut lima jenis minuman yang sebaiknya dihindari karena dapat memperparah rasa haus.
1. Kopi kekinian
Banyak orang tidak bisa memulai hari tanpa secangkir kopi, baik itu espresso, latte, maupun kopi susu kekinian yang sedang tren. Namun, kopi mengandung kafein, zat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urine dan mempercepat pengeluaran cairan tubuh.
Sebuah studi dalam Journal of Human Kinetics (2016) menyebutkan bahwa kafein dalam jumlah sedang hingga tinggi bisa mempercepat dehidrasi.
Selain itu, kopi kekinian yang dijual di berbagai kedai seperti Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, atau Starbucks sering kali mengandung banyak gula dari sirup dan susu kental manis. Kombinasi kafein dan gula ini membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat.
Jika tetap ingin menikmati kopi saat Ramadan, sebaiknya pilih varian tanpa gula dan konsumsi dalam jumlah terbatas setelah berbuka atau tarawih.
2. Bubble tea dan minuman boba
Bubble tea atau minuman boba semakin populer karena rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal. Sayangnya, kandungan gula di dalamnya sangat tinggi, terutama dari sirup dan susu kental manis yang digunakan sebagai pemanis.
Menurut penelitian dalam Diabetes Care (2010), konsumsi minuman tinggi gula dapat meningkatkan risiko gangguan metabolik sekaligus menyebabkan dehidrasi karena tubuh memerlukan lebih banyak cairan untuk memproses gula tersebut.
Minuman seperti Chatime, Xing Fu Tang, atau Koi Thé sering kali mengandung kadar gula berlebihan yang justru bisa membuat seseorang semakin haus. Jika tetap ingin menikmatinya, pilih kadar gula yang lebih rendah dan hindari tambahan topping manis.
3. Minuman bersoda
Minuman bersoda seperti Coca-Cola, Sprite, dan Fanta sering kali dikonsumsi untuk menyegarkan tenggorokan saat berbuka puasa. Namun, efek segar ini hanya sementara. Kandungan gula dalam soda bisa mencapai belasan sendok teh per kemasan, yang justru meningkatkan rasa haus setelah dikonsumsi.
Penelitian bertajuk Nutrition Research Reviews (2008) menyebutkan bahwa konsumsi soda secara rutin dapat memperburuk dehidrasi dan berkontribusi pada kenaikan berat badan. Selain itu, karbonasi dalam soda juga bisa menyebabkan kembung, membuat perut terasa tidak nyaman saat berpuasa.
Jika ingin sensasi gelembung tanpa efek samping, air putih berkarbonasi tanpa gula bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
4. Minuman energi
Minuman energi sering dianggap sebagai solusi instan untuk mengatasi kelelahan, tetapi kandungan kafein tinggi, gula, dan elektrolit buatan di dalamnya justru bisa mempercepat dehidrasi.
Sebuah penelitian yang dilakukan Maughan pada 2016 menunjukkan bahwa kafein dalam minuman energi dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, sementara lonjakan gula di dalamnya membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat.
Banyak merek terkenal seperti Kratingdaeng, Red Bull, atau Extra Joss mengandung kombinasi zat ini, yang hanya memberikan efek “berenergi” sementara sebelum akhirnya tubuh menjadi lebih lemas.
Saat berpuasa, mengonsumsi minuman energi justru bisa membuat tubuh semakin kekurangan cairan dan lebih cepat merasa lelah.
5. Minuman isotonik
Minuman isotonik seperti Pocari Sweat dan Mizone dirancang untuk menggantikan elektrolit yang hilang saat berolahraga berat. Namun, jika dikonsumsi tanpa aktivitas fisik yang cukup, kandungan gula dalam minuman ini justru bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak melebihi 10% dari total energi harian untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Dari pada mengandalkan minuman isotonik, lebih baik minum air putih dalam jumlah cukup saat sahur dan berbuka, serta mengonsumsi buah-buahan yang kaya mineral alami untuk menggantikan elektrolit yang hilang.
Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.