Ikhbar.com: Kehadiran Generasi Z (Gen Z) bagaikan pisau bermata dua. Mereka dinilai telah membawa angin segar sekaligus tantangan tersendiri bagi perusahaan ketika telah terjun di dunia kerja.
Generasi ini datang dengan semangat baru yang tidak jarang bertentangan dengan budaya kerja konvensional. Dengan karakter yang menuntut fleksibilitas dan keadilan dalam pekerjaan, Gen Z kerap mempertanyakan praktik yang dianggap kaku dan tidak relevan lagi.
Di sisi lain,sikap Gen Z yang vokal, berani mengekspresikan pandangan, dan menolak sekadar “ikut aturan” telah menyoroti ketidaksesuaian antara nilai-nilai mereka dan budaya yang masih bertahan di banyak tempat kerja.
Untuk itu, dibutuhkan cara tersendiri dalam menghadapi karyawan Gen Z, di antaranya seperti yang dikutip dari Harvard Business Review yang mengungkap tujuh cara menghadapi Gen Z di tempat kerja berikut ini:
1. Tingkatkan transparansi informasi
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk menghadapi Gen Z di tempat kerja adalah dengan membangun kepercayaan. Hal itu dilakukan karena watak mereka yang lahir di tengah ketidakpastian ekonomi.
“Hal inilah yang membuat Gen Z mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi ketimbang generasi lainnya,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, dalam studi tersebut menekankan bahwa memberikan transparasi kerja bagi Gen Z penting dilakukan. Upaya tersebut agar mereka merasa memiliki kendali.
“Hal ini dapat dilakukan dengan membangun interaksi dua arah, mengadakan diskusi terbuka mengenai pekerjaan, dan menerima masukan dari karyawan,” katanya.
2. Tunjukkan cara membangun karier dan beri Insentif
Dalam laporan tersebut mengungkapkan bahwa Gen Z sangat peduli terhadap kemajuan pekerjaan dan bagaimana mereka bisa berkembang.
“Untuk itu, langkah seorang bos yang menghadapi karyawan Gen Z adalah dengan menunjukkan jalur karier yang tersedia dan berikan insentif ketika mereka mencapai target-target tersebut. Ini akan menegaskan komitmen perusahaan terhadap keadilan gaji,” tulis Harvard Business Review dikutip pada Jumat, 1 November 2024.
3. Jelaskan pentingnya kontribusi individu
Langkah berikutnya yang dapat dilakukan untuk menghadapi karyawan Gen Z adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dan intens. Hal itu dilakukan karena generasi tersebut hang dinilai berorientasi pada tujuan.
“Watak ini membuat mereka untuk selalu berusaha mengetahui bagaimana dan mengapa peran mereka krusial bagi perusahaan,” katanya.
4. Beri ruang otonomi untuk memotivasi
Gen Z adalah generasi yang selalu mendorong dirinya untuk mengambil keputusan secara mandiri. Hal itu tercipta karena mereka tumbuh di tengah akses informasi yang tidak terbatas.
“Perusahaan perlu memberikan ruang otonomi, di mana mereka bisa bereksperimen dan membuktikan diri. Pembuktian diri ini akan menjadi motivasi untuk terus berkembang,” tulis laporan tersebut.
5. Berikan umpan balik yang konstruktif
Bagi karyawan Gen Z, umpan balik yang membangun dari atasan sangat diperlukan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan bos adalah dengan cara memberikan contoh nyata tentang apa yang berhasil dan yang tidak.
“Bisa juga dilakukan dengan berdiskusi seputar kesuksesan yang telah dicapai, pelajaran yang didapat, dan tantangan yang mereka hadapi, serta saran yang ingin mereka sampaikan,” katanya.
Lebih lanjut, umpan balik konstruktif juga dapat membantu membangun hubungan profesional yang baik dan memotivasi mereka untuk berusaha lebih keras.
6. Membangun komunitas dan koneksi
Cara menghadapi karyawan Gen Z selanjutnya adalah dengan membangun komunitas dan koneksi di dalam perusahaan. Seorang bos atau karyawan senior dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan Gen Z untuk berinteraksi langsung, menciptakan koneksi, dan menjalin persahabatan dengan anggota tim lainnya.
“Langkah Ini akan membantu mengembangkan ikatan yang lebih kuat dan membuat mereka merasa didukung,” tulisnya.
7. Prioritaskan kesejahteraan dan Kesehatan mental
Gen Z sangat peduli terhadap masalah kesehatan mental. Mereka kerap berharap perusahaan dapat menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan.
“Menghadapi watak Gen Z yang seperti ini, sebuah perusahaan bisa lebih terbuka lagi terkait isu kesehatan mental, memudahkan izin cuti, dan menyediakan sumber daya yang berkaitan dengan kesehatan mental, seperti konseling gratis,” katanya.
Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat membangun lingkungan kerja yang inklusif dan memotivasi bagi karyawan Gen Z, memanfaatkan potensi mereka untuk mencapai kesuksesan bersama.