Ikhbar.com: Berbuka puasa dengan kurma merupakan salah satu sunah yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ، فَإِنَّهُ بَرَكَةٌ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ تَمْرًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى الْمَاءِ، فَإِنَّهُ طَهُورٌ
“Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, karena sesungguhnya kurma itu penuh keberkahan. Jika tidak menemukan kurma, maka berbukalah dengan air, karena air itu suci.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud, Ahmad dalam Musnadnya, dan Ibnu Khuzaimah)
Hadis ini menunjukkan bahwa kurma memiliki keutamaan tersendiri dalam berbuka puasa. Apabila tidak tersedia kurma, maka berbuka dengan air menjadi alternatif yang dianjurkan.
Baca: Segala tentang Kurma, Buah Primadona saat Ramadan
Urutan keutamaan
Para ulama memberikan urutan keutamaan dalam berbuka puasa berdasarkan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Al-‘Allamah Al-Hafni dalam komentarnya atas Al-Jami’ Ash-Shaghir menyatakan:
والأفضل: الرطب، ثم العجوة، ثم البسر، ثم التمر، ثم الماء، ثم كل شيء حلو، خلافًا لمن قدم الحلو على الماء
“Yang paling utama adalah ruthab (kurma basah), kemudian ‘ajwah (kurma oval), kemudian busr (kurma muda), kemudian tamr (kurma kering), kemudian air, kemudian semua yang manis, berbeda dengan pendapat yang mengutamakan yang manis daripada air.”
Pendapat ini menunjukkan bahwa berbuka dengan ruthab lebih utama daripada jenis kurma lainnya. Jika tidak tersedia, maka kurma ‘ajwah lebih diutamakan, diikuti oleh busr, tamr, dan air.
Jumlah yang disunnahkan
Berbuka dengan jumlah kurma yang ganjil juga merupakan anjuran dalam sunah. Disebutkan dalam Al-Bajirami ‘ala Al-Khatib:
ويحصل أصل السنة بواحدة من الرطب وغيره، وكذلك باثنين، وأما كمالها: فيحصل بثلاث فأكثر من الأوتار
“Asal sunnah berbuka puasa dapat tercapai dengan satu kurma basah atau yang lainnya, dan juga dapat tercapai dengan dua kurma. Adapun kesempurnaan sunah berbuka puasa dapat tercapai dengan tiga kurma atau lebih dari bilangan ganjil.”
Dengan demikian, berbuka puasa dengan jumlah ganjil seperti tiga, lima, atau tujuh lebih dianjurkan daripada jumlah genap.
Baca: Begini Cara Bedakan Manis Alami atau Gula Tambahan pada Kurma
Manfaat kurma dan makanan manis
Selain sebagai sunah, kurma dan makanan manis memiliki manfaat kesehatan. Beberapa ulama menyebutkan bahwa kurma berperan dalam pencernaan dan metabolisme tubuh:
أن من خواصه أنه إن وجد المعدة خالية حصل الغذاء، وإلا أخرج ما فيها من بقايا الطعام
“Salah satu sifat kurma adalah bahwa jika perut kosong, maka kurma akan menjadi sumber makanan, dan jika perut tidak kosong, maka kurma akan membantu mengeluarkan sisa-sisa makanan yang ada di dalam perut.”
Namun, terdapat pendapat dari para dokter yang menyebutkan bahwa konsumsi kurma dalam jumlah banyak dapat melemahkan penglihatan. Pendapat ini dijawab dalam Al-Bajirami ‘ala Al-Khatib:
ولا يرد على سن الفطر على التمر، قول الأطباء أنه يضعف البصر، لأن قولهم محمول على الكثير منه دون القليل، فإنه يقويه
“Tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk tidak berbuka puasa dengan kurma, perkataan para dokter bahwa kurma dapat melemahkan penglihatan. Karena perkataan mereka hanya berlaku untuk konsumsi kurma dalam jumlah banyak, bukan sedikit. Sebab, konsumsi kurma dalam jumlah sedikit dapat memperkuat penglihatan.”
Baca: Saudi Kenalkan Milaf Cola, Minuman Soda Berbahan Kurma Pertama di Dunia
Berbuka puasa dengan kurma merupakan anjuran sunah yang memiliki keutamaan dan manfaat kesehatan. Jika tidak tersedia kurma, maka air menjadi pilihan yang dianjurkan. Urutan keutamaan dalam berbuka puasa mengikuti jenis kurma yang paling baik, dan konsumsi dalam jumlah ganjil lebih disarankan.
Di Indonesia, berbagai menu berbuka seperti takjil juga menjadi tradisi yang bermanfaat bagi tubuh. Oleh karena itu, mengamalkan sunah ini tidak hanya membawa keberkahan tetapi juga memberikan manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.