Ikhbar.com: Bacaan doa berbuka puasa lazim dipahami dilafalkan sebelum menyantap hidangan. Namun nyatanya, ada yang berpendapat bahwa bacaan tersebut dilafalkan justru setelah selesai menyantap makanan buka.
Pendapat tersebut seperti yang dikatakan Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam Hasyiyah I’anah At-Thalibin:
ـ (وقوله: عقب الفطر) أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده
Artinya: Maksud dari (membaca doa buka puasa) setelah berbuka adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka.
Meski demikian, membaca doa berbuka puasa sebelum menyantap hidangan bukanlah tindakan yang salah. Hanya saja dianggap sunah.
Pendapat tersebut seperti yang dijelaskan dalam Syekh Said bin Muhammad Ba’ali dalam Busyra Al-Karim:
ويسنّ أن يقول عنده أي عند إرادته والأولى بعده: اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
Artinya: Disunahkan bagi orang ketika hendak berbuka-tapi yang lebih utama setelah berbuka-membaca doa ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftharthu’.
Alternatifnya, agar kesunahan tersebut lebih sempurna, sebaiknya membaca doa berbuka puasa setelah selesai berbuka.
Berikut ini bacaan doa buka puasa yang umum digunakan oleh Muslim. Doa ini merupakan doa yang diucapkan oleh Rasulullah Saw seperti tertuang dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.
Walaupun redaksi hadis riwayat Bukhari Muslim lebih kuat kualitasnya, hadis yang diriwayatkan Abu Daud menyebutkan Rasulullah juga membacakan doa berikut ini ketika berbuka puasa.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.
Artinya: Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.
Meski demkian, seorang Muslim dapat menggabungkan kedua doa berbuka puasa tersebut seperti yang tertuang dalam Kitab Hasyiyatul Bujairimi karya Sulaiman Bujairimi sebagai berikut.
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ( ويسن أن يزيد على ذلك وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ.
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama’u, wabtallatil ‘uruqu, wa tsabatal ajru, insya Allah. Ya wasi’al fadhli, ighfir li. Alhamdulillahil ladzi hadani fa shumtu, wa razaqani fa afthartu.
Artinya: Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.