Ikhbar.com: Oman kembali menegaskan penolakannya terhadap prospek normalisasi hubungan dengan Israel. Mereka justru mengecam perilaku genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza, Palestina.
Wakil Menteri Urusan Diplomatik Omam, Syekh Khalifa bin Ali bin Issa Al-Harthy menyatakan bahwa pihaknya secara tegas tidak akan mengikuti pakta integritas yang ditandatangani negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dalam beberapa tahun terakhir .
“Hal terpenting saat ini bukanlah apakah akan ada normalisasi atau tidak, tetapi bagaimana mencapai solusi untuk masalah Palestina dan menjamin hak-hak warganya,” kata Al-Harthy, kepada media asal Rusia, Sputnik, dikutip pada Selasa, 17 September 2024.
Baca: Israel Rekrut Pencari Suaka Afrika untuk Perang
Ia juga menyalahkan serangan Israel terhadap Gaza yang telah menelan korban lebih dari 41.000 jiwa warga Palestina. Al-Harthy menyebutnya sebagai tindakan biadab.
“Kami menuntut gencatan senjata segera,” katanya.
Di antara negara-negara Teluk, Oman merupakan salah satu negara penentang terkuat perang di Gaza dan berulang kali menyerukan gencatan senjata.
Selain khawatir konflik merembet ke wilayahnya, bentrokan saling balas antara Israel dan Hizbullah juga telah mengancam perang yang lebih luas di Lebanon.
Baca: Yaman Rudal Israel, Zionis Klaim Meleset
Oman telah menjadi pendukung kuat perjuangan Palestina selama beberapa dekade, tetapi kadang-kadang mengambil jalur yang lebih independen dalam isu-isu regional dibandingkan negara-negara tetangganya.
Pada 2018, Oman mengejutkan dunia ketika Netanyahu melakukan kunjungan mendadak ke kesultanan tersebut untuk bertemu dengan mantan penguasa Sultan Qaboos bin Said, tetapi Muscat tidak bergabung dengan UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan dalam menyetujui apa yang disebut Kesepakatan Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.