Ikhbar.com: Kematian pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menempatkan kelompok paramiliter Lebanon itu ke dalam tantangan besar untuk menutupi penyusupan dalam barisannya.
Dalam seminggu terakhir, upaya intelijen Israel telah menghancurkan situs senjata, menempatkan jebakan di perangkat komunikasi, dan membunuh pemimpin veteran yang keberadaannya telah dijaga ketat selama bertahun-tahun.
Kematian Nasrallah di markas komando pada Jumat, 27 September 2024, terjadi hanya seminggu setelah ledakan mematikan dari ribuan pager dan radio Hizbullah yang dipenuhi bom.
Baca: Komandan Hizbullah Ibrahim Aqil Gugur akibat Serangan Roket Israel
Serangan ini secara umum disalahkan kepada Israel, meskipun negara itu tidak mengakuinya. Pembunuhan ini merupakan puncak dari serangkaian serangan cepat, yang telah mengeliminasi setengah dari dewan kepemimpinan Hizbullah, dan menghancurkan komando militer teratasnya.
Laporan Reuters dari sejumlah sumber di Lebanon, Israel, Iran, dan Suriah, memberikan rincian tentang kerusakan yang ditimbulkan Israel pada kelompok paramiliter Syiah yang kuat ini, termasuk pada jalur pasokan dan struktur komandonya.
Salah satu sumber yang akrab dengan pemikiran Israel mengungkapkan bahwa, Israel telah menghabiskan 20 tahun untuk fokus pada upaya intelijen terhadap Hizbullah, dan dapat menyerang Nasrallah kapan saja, termasuk di markasnya.
Dua pejabat Israel mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan lingkaran dekatnya mengizinkan serangan tersebut pada hari Rabu, 26 September 2024. Penyerangan terjadi saat Netanyahu berada di New York untuk berbicara di Sidang Umum PBB.
Nasrallah telah menghindari penampilan publik sejak perang 2006, dan sangat berhati-hati. Gerakannya dibatasi, dan lingkaran orang yang ia temui sangat kecil. Pembunuhan ini menunjukkan bahwa kelompoknya telah disusupi informan Israel.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyebut kematian Nasrallah sebagai ukuran keadilan bagi banyak korban yang ia timbulkan, dan menyatakan bahwa AS sepenuhnya mendukung hak Israel, untuk membela diri terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Baca: Daftar Komandan Hizbullah yang Gugur akibat Serangan Israel
Israel mengeklaim telah melakukan serangan terhadap Nasrallah, dengan menjatuhkan bom di markas bawah tanah di bawah bangunan tempat tinggal, di selatan Beirut.
“Ini adalah pukulan besar, dan kegagalan intelijen bagi Hizbullah,” kata seorang ahli Hizbullah di Universitas Pertahanan Swedia, Magnus Ranstorp.
Sejak kematian Nasrallah, Israel mengeklaim telah membunuh delapan dari sembilan komandan militer senior Hizbullah tahun ini, dengan sebagian besarnya terjadi dalam seminggu terakhir. Komandan-komandan ini memimpin unit, mulai dari divisi roket hingga pasukan elite Radwan.