Ikhbar.com: Warga Muhammadiyah akan merayakan Iduladha sehari setelah perayaan serupa di Arab Saudi, yakni Senin, 17 Juni 2024. Iduladha Muhammadiyah tahun ini sama dengan tanggal yang ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam Sidang Isbat (Penetapan) Awal Zulhijah, di Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024 lalu.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjelaskan, penyebab utama perbedaan tersebut terletak pada metode penentuan awal bulan kamariah yang digunakan, yakni Wujudul hilal dan Rukyatul hilal.
“Wujudul hilal adalah metode yang digunakan oleh Muhammadiyah saat ini untuk menentukan awal bulan kamariah,” dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id, Jumat, 14 Juni 2024.
Baca: Pemerintah Tetapkan Iduladha Jatuh pada 17 Juni
Menurut metode ini, lanjut mereka, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam, terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.
“Pertama, telah terjadi konjungsi (ijtimak); kedua, konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam; dan ketiga, pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk. Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari,” katanya.
Pada 6 Juni 2024, yang bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1445 H menurut kalender Muhammadiyah, konjungsi belum terjadi ketika magrib tiba. Konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB, sehingga syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi.
“Oleh karena itu, Muhammadiyah menggenapkan bulan Zulkaidah menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Iduladha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024,” tulis keterangan tersebut.
Baca: Cara Mudah Menghafal Nama-nama Bulan Hijriah
Di sisi lain, Rukyatul hilal adalah metode yang mengandalkan pemantauan hilal (bulan sabit pertama) secara visual saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan kamariah. Rukyat dilakukan hanya jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat.
Jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat, baik karena faktor cuaca atau memang hilal belum tampak, maka bulan kamariah digenapkan menjadi 30 hari.
“Pemerintah Arab Saudi, yang menggunakan metode Rukyatul hilal, mengumumkan bahwa hilal berhasil terlihat pada magrib 6 Juni 2024. Dengan penampakan hilal ini, mereka menetapkan bahwa Jumat, 7 Juni 2024, adalah awal Zulhijah 1445 H. Berdasarkan keputusan ini, Iduladha dirayakan pada Ahad, 16 Juni 2024,” tulis mereka.
Menurut Muhammadiyah, solusi yang bisa digunakan untuk menyamakan hari-hari besar bulan Islam seperti hari arafah dan Iduladha ialah menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). KHGT memiliki prinsip satu hari satu tanggal yang sama di seluruh dunia.
“Dengan penerapan KHGT, diharapkan tidak akan ada lagi perbedaan dalam perayaan hari-hari besar Islam, termasuk Iduladha, sehingga seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia dapat merayakannya secara serempak,” pungkas mereka.