Ikhbar.com: Direktur Sistem Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Joko Parmiyanto menyebut bahwa pelayanan haji 1445 H/2024 M masuk dalam kategori sangat memuaskan. Kepastian tersebut berdasarkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) Tahun 2024 yang mencapai angka 88,20.
“Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2023,” ujar Joko dikutip dari laman Kemenag pada Jumat, 20 September 2024.
Ia memastikan bahwa survei yang dilakukan pihaknya itu menggubakan metode ilmiah. Dalam studinya itu, Joko mengaku menggali berbagai aspek dimensi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan.
“Tiga aspek ini itu kemudian kita cek betul-betul ke lapangan, ke jemaah,” katanya.
Baca: Kemenag: Asuransi Jiwa 497 Jemaah Haji Wafat 2024 Lunas Dibayar
Lebih lanjut, Joko mengaku bahwa pihaknya telah memberikan kuisioner kepada 14.400 jemaah. Beberapa pertanyaan di dalamnya mengangkut kepuasan pelayanan pelaksanaan haji 2024.
“Selain kuantitatif, dilakukan pula wawancara untuk mengumpulkan data kualitatif, serta observasi fasilitas dan proses pelayanan yang diterima jemaah,” jelas Joko.
Ia menjelaskan, tujuan survei tersebut tak lain untuk mengetahui tingkat kepuasan. Dengan demikian, hal itu bisa menjadi benchmark dan masukan kepada pihak Kementerian Agama (Kemenag).
“Survei yang kami lakukan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan dan apa adanya. Meski tahun ini mengalami kenaikan, tetapi di tahun-tahun sebelumnya juga pernah mengalami penurunan,” kata dia.
Menurutnya, naik turun hasil indeks kepuasan tersebut menunjukkan keadaan yang sebenarnya terjadi oleh para jemaah haji Indonesia.
“Kalau dibilang selalu naik, enggak juga, karena ini independensi kami di BPS. Di dalam slide tadi saya perlihatkan bahwa ada naik turun, ada pernah tinggi secara indeks, pernah juga turun untuk indeks tersebut,” ucap dia.
Joko menilai, adanya kenaikan pada pelaksanaan haji 2024 dari tahun sebelumnya tak lepas dari sejumlah inovasi yang dilakukan Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU).
“Harus kami buktikan dari BPS bahwa kami itu independen. Itu kita lakukan apa adanya, kita potret, kita lihatkan, kalau turun ya turun. Justru malah kalau turun ini menjadi masukan buat Kementerian Agama, apa yang mesti diperbaiki, begitu,” katanya.
Joko menegaskan bahwa pihaknya tidak ada tendensi. Artinya, kata dia, survei yang dilakukannya sesuai fakta yang ada di lapangan.
“Bukan karena kita kerjasama kemudian kami buat baik-baik, enggak juga. Kami apa adanya. Jadi ini independensi kami. Kalau ada yang mempertanyakan, itu sakitnya di sini gitu ya,” tandasnya.