Ikhbar.com: Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa bencana alam, termasuk banjir yang cukup kerap melanda Indonesia bukanlah merupakan azab. Bencana alam dapat dimaknai sebagai peringatan bagi umat manusia.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda menyampaikan, umat Islam perlu membedakan dua jenis bencana. Yakni, bencana alam yang sifatnya murni dan bencana alam yang sifatnya ada unsur campur tangan manusia.
“Kita harus mampu membedakan bencana karena bencana ada yang murni karena bencana alam, ada bencana yang terjadi karena campur tangan manusia, seperti banjir dan kebakaran hutan, itu kan ada unsur tangan manusia dalam tata kelola alam,” kata dia, Senin, 2 Januari 2022.
Hal itu, lanjut dia, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar-Rum: 41;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)..”
Menurut Kiai Miftah, dalam firman Allah tersebut ada salah satu unsur yang menegaskan bahwa Allah ingin kita sadar. Artinya, bencana itu bisa jadi sebuah peringatan. “Bahwa kita harus pintar dalam tata kelola alam ini, kita harus menjaga alam ini. Kalau tidak pintar-pintar menjaga alam, maka akan ada bencana. Inilah yang disebut bencana karena campur tangan manusia seperti banjir, kebakaran hutan,” kata dia.
Di sisi lain, dia menjelaskan, ada pula bencana alam yang murni terjadi karena unsur alam seperti gunung meletus, gempa, dan tsunami. Hal ini dinilai menjadi tanda bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Menciptakan, dan menjadi Penyadar bahwa manusia atau makhluk merupakan hamba yang lemah.
“Bencana itu juga bisa menjadi pengingat bahwa ada kiamat sugra dan kiamat kubra, sehingga kita memahami bencana seperti itu peringatan,” ujarnya.
Alam, kata dia, merupakan sebagian dari tanda kebesaran Allah SWT yang jika mampu diperhatikan dan direnungkan secara saksama dapat memberi pelajaran dan petunjuk bagi manusia untuk lebih mengenal kebesaran dan kemahakuasaan Allah SWT. Menurut dia, gunung memiliki dinamika dan alur kehidupannya sendiri, sehingga fenomena gunung meletus merupakan fenomena alam yang sering terjadi.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh menambahkan, seiring dengan banyaknya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dan erupsi gunung berapi, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk bermuhasabah, bertobat, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. “Mari berkomitmen meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjauhi maksiat. Dan saya mengimbau, mengajak kepada umat Islam untuk membaca qunut nazilah,” ujarnya.