Ikhbar.com: Penyintas bom atom Nagasaki pada 1945, Terumi Tanaka, memberikan peringatan keras kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, tentang bahaya senjata nuklir.
Tanaka, yang kini berusia 92 tahun, menyatakan bahwa para pemimpin dunia, termasuk Putin, tidak memahami penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh senjata pemusnah massal tersebut. Ia menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir akan membawa akhir bagi umat manusia.
Baca: Perkumpulan Mantan Korban Bom Hiroshima Jepang Raih Nobel Perdamaian
Putin baru-baru ini mengeluarkan kebijakan yang melonggarkan protokol penggunaan senjata nuklir Rusia, termasuk kemungkinan penggunaannya sebagai respons terhadap serangan konvensional. Langkah tersebut memicu kekhawatiran internasional akan eskalasi konflik nuklir.
Merespons hal itu, Tanaka memperingatkan Presiden Putin untuk tidak gegabah dalam menggunakan senjata nuklir.
“Saya akan mengajukan pertanyaan kepadanya. Jadi, hanya dengan satu bom Anda dapat membunuh ratusan ribu orang. Dan apakah menurut Anda tidak apa-apa melakukan hal itu?” kata Tanaka, dikutip dari The Guardian, pada Kamis, 21 November 2024.
Sebagai co-founder organisasi penyintas bom atom di Jepang, Nihon Hidankyo, Tanaka berbagi kenangan pahitnya ketika bom Fat Man menghancurkan Nagasaki.
Saat itu, ia berusia 13 tahun dan menyaksikan kehancuran total serta kehilangan anggota keluarganya.
Tanaka dan Nihon Hidankyo menerima Nobel Perdamaian, atas upaya mereka dalam mengadvokasi dunia bebas nuklir.
Baca: Tumbuh Kembang Islam di Jepang
Organisasi ini telah lama berjuang membangun kesadaran global tentang dampak senjata nuklir, dan berkontribusi pada pembentukan norma internasional yang menentang penggunaannya.
Tanaka menegaskan bahwa perjuangan untuk mencegah tragedi serupa terus berlanjut.