Ikhbar.com: Remaja Palestina bernama Mohammed Nazzal mengaku mengalami penyiksaan saat dirinya dipenjara di Israel. Ia mengatakan bahwa para sipir Zionis kerap memukulinya hingga menyebabkan tangannya patah.
Dikutip dari Al Jazeera, remaja asal Jenin, Palestina itu menceritakan bahwa ia tidak mendapatkan perawatan medis saat tangan dan jarinya patah. Nazzal mengaku bahwa penyiksaan tersebut dilakukan sipir penjara Israel seminggu yang lalu.
“Mereka tidak memberikan apa pun kepada saya. Tangan saya patah, jari saya tidak bisa digerakkan,” ucapnya dikutip dari Al Jazeera pada Selasa, 27 November 2023.
Nazzal mengatakan, dirinya baru mendapatkan perawatan hingga dan diberikan alat penyangga lengan tangan (arm sling) dari Palang Merah Internasional setelah dibebaskan .
Nazzal menuturkan bahwa dirinya ditahan di sebuah penjara yang ada di area gurun Negev. Tempat tersebut memang dikenal dengan perlakuan buruk terhadap para tahanan Palestina.
“Di sana, situasi para tahanan sangat buruk,” ujarnya.
Ia menceritakan, di tempat itu banyak laki-laki tua yang tergeletak di lantai. Para tahanan kerap diinjak-injak sipir penjara.
“Pria-pria tua tergeletak di lantai, mereka menginjaknya. Saya masih muda, saya bisa menghadapinya, tapi bagaimana dengan mereka?,” kata dia.
Ibu Nazzal yang berlinangan air mata berdiri di sampingnya. Ia mengatakan bahwa sama sekali tidak mengetahui apa yang telah terjadi selama putranya dipenjara.
“Tidak ada panggilan telepon, tidak ada kunjungan, tidak ada apa pun,” ucapnya.
Mohammed Nazzal merupakan salah satu dari puluhan tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. Ia termasuk bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas selama empat hari terakhir.
Baru-baru ini, gencatan senjata disepakati untuk diperpanjang selama dua hari. Hal itu mengindikasikan akan ada lebih banyak sandera yang dibebaskan Hamas serta lebih banyak tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel.