Ikhbar.com: Insiden tak terduga terjadi di jalur kereta bawah tanah Line 2 Seoul, Korea Selatan, pada Senin, 25 November 2024 pagi. Seorang masinis sebuah kereta api mendadak menghentikan perjalanan demi pergi ke toilet hingga menyebabkan keterlambatan 125 kereta berikutnya.
Kejadian tersebut berlangsung pada pukul 08.11 waktu setempat, tepatnya di saat jam sibuk. Masinis yang sedang mengoperasikan kereta pada jalur luar melingkar tiba-tiba berhenti di sebuah stasiun untuk menggunakan toilet yang terletak di lantai berbeda.
“Masinis meninggalkan kereta selama empat menit 16 detik, seorang teknisi berjaga di lokasi hingga masinis kembali ke tugasnya,” dikutip dari laporan Korea Herald, Jumat, 29 November 2024.
Baca: Gara-gara ‘Disemprot’ Istri, Kepala Stasiun di India Bikin Kereta Api Salah Belok
Kejadian ini pun memaksa penyesuaian jadwal perjalanan hingga menyebabkan keterlambatan hingga 20 menit pada 125 kereta api. Pihak Seoul Metro menyatakan, gangguan ini beruntung bisa dengan sigap ditangani sehingga sebagian besar penumpang hanya mengalami sedikit ketidaknyamanan.
“Masinis di jalur melingkar biasanya bertugas selama dua hingga tiga jam tanpa jeda. Meskipun toilet portabel tersedia untuk situasi darurat, ada kalanya staf harus menggunakan toilet yang letaknya jauh dari peron,” tulis pernyataan pihak Seoul Metro.
Kejadian ini memicu reaksi dari para pengguna media sosial (medsos). Mereka menyampaikan kekhawatiran terkait hak-hak pekerja dan menyerukan adanya mekanisme tambahan untuk mencegah situasi serupa di masa mendatang.
“Insiden ini menunjukkan keterbatasan realistis dari sistem satu orang,” tulis seorang pengguna dalam bahasa Korea di X.
“Meski ketepatan waktu dan keselamatan penumpang menjadi prioritas, struktur yang hanya mengandalkan satu orang untuk menangani semuanya jelas memiliki kelemahan dalam situasi darurat. Untuk mengatasinya, perlu ada sistem yang mampu menugaskan personel pendukung saat terjadi keadaan darurat,” cuitnya.
Baca: Marak Pelecehan, Mahasiswi Korea Tuntut Ruang Aman bagi Perempuan
Pengguna lain menyarankan agar perekrutan tenaga kerja ditingkatkan. “Kalau kita cukup mempekerjakan orang sehingga tidak ada penundaan ketika pergi ke toilet dan melindungi hak pekerja, sistem ini akan berjalan lancar tanpa masalah. Apa-apaan, sistem ini bahkan harus menunggu sampai ‘jam toilet’ terbuka?” katanya.
Insiden terjadi hanya beberapa hari setelah data Pemerintah Dewan Metropolitan Seoul mengungkapkan bahwa 33 masinis kereta bawah tanah Seoul kedapatan mengoperasikan kereta dalam pengaruh alkohol. Kandungan alkohol dalam darah mereka berkisar antara 0,02 hingga 0,29%.
Meski begitu, hanya tiga di antaranya yang dikenai sanksi. Dua masinis menerima hukuman skorsing selama satu bulan, sedangkan satu lainnya hanya mengalami pemotongan gaji.