Ikhbar.com: Pluto sudah tidak dianggap sebagai planet di Tata Surya sejak 24 Agustus 2006 yang lalu. Keberadaannya tak lagi sejajar dengan Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus.
Dikutip dari Space, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) beralasan bahwa pencabutan status Pluto tersebut karena ia dianggap sebagai planet kerdil.
“Pluto adalah planet kerdil sesuai definisi dan diakui sebagai prototipe dari kategori baru objek trans-Neptunus,” demikian dinyatakan dalam resolusi yang disetujui pada tahun 2006, dikutip dari Space pada Kamis, 21 November 2024.
Berdasarkan fakta sejarah, Pluto ditemukan pada 1930 oleh seorang astronom bernama Clyde Tombaugh. Saat itu ia tengah mencari benda langit yang tidak dikenal untuk menjelaskan ketidakteraturan dalam orbit Uranus.
Tombaugh yang saat itu baru bergabung dengan Observatorium Lowell di Arizona ditugaskan untuk mengidentifikasi pelakunya. Singkat cerita, setelah melakukan penelitian beberapa bulan, ia akhirnya menemukan penyebab ketidakaturan orbit Uranus.
Baca: Bulan lebih Sering Gempa daripada Bumi
Saat itu, ia menemukan objek bulat berbatu di luar Uranus yang kemudian diberi nama Pluto. Nama tersebut diambin dari tokoh dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi.
Ukuran Pluto bisa dibilang lebih kecil jika dibandingkan dengan bulan yang telah diketahui saat itu. Meski demikian, benda tersebut dianggap cukup besar jika dianggap sebagai planet.
Hingga akhirnya, para peneliti mengetahui bahwa Pluto tidak cukup besar untuk memberikan tarikan gravitasi yang diperlukan untuk mempengaruhi orbit Uranus.
Selain itu, pada tahun 1990-an, para astronom menemukan bahwa Pluto dikelilingi oleh sejumlah objek yang berukuran serupa.
Pluto merupakan bagian dari wilayah tata surya yang kemudian dinamai Sabuk Kuiper. Hal ini memicu perdebatan tentang status Pluto di dalam jajaran planet.
Perdebatan tersebut mencapai puncaknya pada pertemuan tahun 2006 di Praha. Dalam forum tersebut, mereka menyusun ulang terkait definisi planet.
Dari pertemuan tersebut, memutuskan tiga kriteria untuk benda angkasa yang bisa disebut sebagai planet, yakni sebagai berikut:
1. Harus mengorbit mengelilingi Matahari
2. Harus memiliki massa yang cukup untuk membuat dirinya berbentuk bulat
3. Harus menyingkirkan semua benda langit lainnya, kecuali bulan-bulannya sendiri, dari orbitnya.
Pada poin ketiga itulah diduga Pluto tidak masuk dalam kategori sebagai planet. Benda tersebut dianggap tidak lagi memenuhi syarat karena posisinya terletak di Sabuk Kuiper yang berantakan. Di wilayah tersebut diketahui terdapat ribuan benda yang berada di luar orbit Neptunus.
Oleh karena itu, Pluto bukanlah objek yang dominan secara gravitasi di lingkungannya. Dengan demikian, definisi baru menyatakan Pluto bukan lagi planet. Namun, definisi tersebut langsung menuai kritik dari para astronom.
“Definisi tersebut jelas tidak memadai, karena tidak memasukkan eksoplanet,” kata Jean-Luc Margot, seorang ilmuwan planet di UCLA, dikutip dari Live Science.
Selain itu, ia menyebut sangat sulit untuk menentukan kapan sebuah benda telah membersihkan orbitnya sendiri. Pluto jelas tidak melakukan hal itu, tetapi menurut beberapa definisi, Mars juga melakukan hal yang sama.