Ikhbar.com: Gencatan senjata Israel dengan kelompok Hamas, Palestina resmi diperpanjang dua hari. Kesepakatan tersebut terhitung mulai Selasa, 28 November 2023 dini hari waktu setempat.
Dikutip dari Al Jazeera, perpanjangan gencatan senjata Israel-Hamas itu disepakati agar lebih banyak sandera yang dibebaskan dari kedua belah pihak.
Pentolan Hamas, Ghazi Hamid mengatakan, kesepakatan perpanjangan gencatan senjata tersebut telah tertulis dalam perjanjian.
“Perpanjangan gencatan senjata disepakati lantaran kedua belah pihak setuju membebaskan lebih banyak tahanan dan sandera dari masing-masing pihak,” kata Hamid dikutip dari Al Jazeera pada Selasa, 28 November 2023.
“Jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera, maka akan ada lebih panjang lagi gencatan senjata,” imbuhnya.
Ia mengeklaim kesepakatan perpanjangan gencatan senjata tersebut mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Karenanya, ia berharap jeda peperangan tersebut terus berlanjut hingga konflik benar-benar berakhir.
“Qatar, Mesir, dan sejumlah negara Barat mendukung kesepakatan ini. Kami ingin mengakhiri perang. Kami sedang gencatan senjata sementara, tapi kami mencoba memperpanjang,” ujar Hamid.
Sementara itu, sejak berita ini dirilis, Israel belum memberikan komentar resmi soal perpanjangan gencatan senjata.
Namun sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memberi sinyal persetujuan atas rencana ini.
Di kesempatan terpisah, Israel juga menegaskan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan seluruh sandera, meski mereka juga berambisi memusnahkan Hamas.
“Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan Gaza tak seperti semula, dan tentu saja pembebasan semua sandera kami,” ujar Netanyahu.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas juga diumumkan sang mediator, yakni Qatar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, menyebut kedua pihak sepakat menambah hari untuk jeda kemanusiaan.
“Pemerintah Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari proses mediasi yang berlangsung, kesepakatan telah tercapai untuk memperpanjang jeda kemanusiaan selama tambahan dua hari di Jalur Gaza,” ungkap Al Anshari.
Sebagaimana diketahui, gencatan senjata pertama Israel dan Hamas berlangsung pada 24-27 November. Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, memperbanyak kemanusiaan yang masuk, hingga pertukaran tahanan.
Hamas pun sepakat membebaskan 50 sandera Israel. Sementara di pihak negara Zionis, mereka sepakat melepas 150 tahanan Palestina.
Selama gencatan senjata fase pertama, Hamas telah melepas 39 warga Israel dan ditukar 117 tahanan Palestina.
Sebagai bagian dari negosiasi Qatar, Hamas juga membebaskan sandera warga asing, yakni 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu orang kewarganegaraan ganda Rusia-Israel.