Ikhbar.com: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak negara Islam bersatu untuk melawan Israel. Seruan tersebut merupakan respons atas tindakan pasukan Zionis yang membunuh seorang perempuan Turki-Amerika.
Insiden tersebut terjadi pada Jumat, 6 September 2024 saat aksi demonstrasi terhadap perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel.
“Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, banditisme Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam,” kata Erdogan dikutip dari Reuters pada Selasa, 10 September 2024.
Erdogan mengaku, langkah negaranya yang memutuskan untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir dan Suriah bertujuan untuk membendung ancaman Israel. Menurutnya, agresi militer pasukan Zionis di Gaza, Palestina telah mengancam Lebanon dan Suriah.
Baca: Erdogan Ajak Umat Islam dan Kristen Kompak Bela Palestina
Seruan Erdogan itu memicu teguran dari Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz. Ia menyebut bahwa pernyataan Erdogan merupakan kebohongan dan hasutan yang berbahaya.
“Sebetulnya Erdogan telah bekerja selama bertahun-tahun dengan Iran untuk melemahkan rezim Arab moderat di kawasan tersebut,” kata Katz.
Sebelumnya, diketahui Erdogan menjamu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Ankara pekan lalu. Keduanya membahas perang Gaza serta cara-cara untuk memperbaiki hubungan mereka yang telah lama membeku selama kunjungan presiden pertama dalam 12 tahun.
Hubungan antara keduanya mulai mencair pada 2020 ketika Turki memulai upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dengan rival regional yang terasing, termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Erdogan mengatakan pada bulan Juli bahwa Turki akan menyampaikan undangan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Undangan tersebut dilayangkan untuk berunding guna memulihkan hubungan antara kedua negara tetangga. Turki dan Israel putus hubungan pada 2011 setelah pecahnya perang saudara Suriah.