khbar.com: Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang mudah baper (bawa perasaan) dan jatuh cinta dapat berdampak buruk terhadap psikologi. Perilaku tersebut memperoleh istilah baru, yaitu emofilia. Istilah ini diciptakan oleh profesor psikologi di Universitas Nevada, Dr. Daniel Jones.
Orang yang sangat emophiliac, alias mudah jatuh cinta, cenderung mencari dorongan emosi romantis, hubungan romantis yang cepat, dan perkembangan cinta yang cepat.
Baca: Cinta Menurut Tasawuf dan Sains
Mereka dapat mengabaikan tanda-tanda hubungan yang tidak sehat, dan merasa terikat secara emosional dengan cepat, bahkan dengan orang yang baru mereka kenal.
“Meskipun emofilia bukanlah suatu penyakit, tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan perilaku berisiko, seperti mengabaikan tanda-tanda bahaya dalam hubungan, atau terjerumus ke dalam seks bebas,” ungkap Dr. Jones, dikutip dari The Guardian, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Dr. Jones menyatakan bahwa, orang yang memiliki kecenderungan emofilia mungkin lebih cenderung berbohong, atau menutupi kesalahan pasangan, meskipun mereka baru saja bertemu.
Baca: Bolehkah Perempuan Lebih Dulu Menyatakan Cinta? Begini Penjelasan Ning Uswah
Ia menyarankan agar mereka yang mengalami emofilia lebih berhati-hati. Menurutnya, penting untuk memperhatikan tanda-tanda peringatan yang lebih serius, daripada menganggap proses pendekatan jangka panjang sebagai sesuatu yang membosankan.
Ia menegaskan, membangun hubungan secara bertahap, dan memberikan kesempatan kepada orang yang mungkin tampak membosankan, bisa lebih bermanfaat dalam jangka panjang.