Ikhbar.com: Pada 2015, seorang pria bernama David Hole sedang mencari emas di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne, Australia dengan menggunakan detektor logam. Di saat itulah dia menemukan sebuah batu berat berwarna merah kehitaman yang terkubur di dalam tanah.
Meyakini bahwa batu tersebut mengandung bongkahan emas, Hole membawanya pulang dan mencoba berbagai cara untuk membukanya. Ia menggunakan gergaji batu, bor, penggiling, bahkan merendamnya dalam asam. Sayangnya, meskipun telah dipukul dengan palu besar, batu itu tetap tak bisa pecah.
Setelah bertahun-tahun, barulah terungkap bahwa batu tersebut bukanlah emas, melainkan meteorit langka.
Seorang geolog dari Melbourne Museum, Dermot Henry mengatakan bahwa batu tersebut memiliki permukaan berlekuk khas yang terbentuk saat meteorit melewati atmosfer bumi.
“Saat meteorit melewati atmosfer, bagian luarnya meleleh dan membentuk pola seperti ini,” jelasnya kepada The Sydney Morning Herald, dikutip pada Sabtu, 30 November 2024.
Baca: Ilmuwan Klaim Temukan Cahaya Pertama yang Menyala di Alam Semesta
Karena penasaran, Hole membawa batu itu ke Melbourne Museum untuk diidentifikasi. Setelah diteliti, meteorit itu diberi nama Maryborough, sesuai lokasi penemuannya.
Meteorit yang memiliki berat 17 kilogram itu diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun.
Setelah dipotong dengan gergaji berlian, para peneliti menemukan bahwa komposisi meteorit ini mengandung kadar besi yang sangat tinggi, sehingga termasuk jenis H5 ordinary chondrite. Pada bagian dalamnya juga terlihat butiran kristal mineral logam kecil yang disebut chondrules.
Henry menjelaskan bahwa meteorit memberikan wawasan penting tentang sejarah pembentukan tata surya, termasuk bumi.
“Meteorit adalah cara termurah untuk mengeksplorasi luar angkasa. Beberapa meteorit bahkan mengandung debu bintang yang lebih tua dari Tata Surya kita, memberikan petunjuk tentang pembentukan elemen dalam tabel periodik,” ungkapnya.
Menurut para peneliti, meteorit Maryborough kemungkinan berasal dari sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter. Tabrakan antar-asteroid di wilayah itu kemungkinan besar mendorong meteorit keluar dari orbitnya hingga akhirnya jatuh ke bumi.
Uji penanggalan karbon menunjukkan bahwa meteorit ini telah berada di Bumi antara 100 hingga 1.000 tahun. Ada beberapa catatan penampakan meteor antara tahun 1889 dan 1951 yang kemungkinan terkait dengan kedatangannya.
Baca: Dari Al-Farghani hingga Al-Biruni, Para Ilmuwan Muslim Peletak Dasar Astronomi Dunia
Meteorit Maryborough termasuk temuan yang sangat langka. Di negara bagian Victoria, Australia, hanya ada 17 meteorit yang pernah tercatat, dengan Maryborough menjadi meteorit chondritic terbesar kedua setelah spesimen seberat 55 kilogram yang ditemukan pada 2003.
“Di Victoria, sudah ada ribuan bongkahan emas yang ditemukan, tetapi hanya 17 meteorit yang tercatat,” ujar Henry.
“Melihat rangkaian peristiwa yang terjadi, penemuan ini benar-benar luar biasa, bisa dikatakan hampir astronomis.” sambungnya.
Penemuan meteorit seperti ini bukan yang pertama kali membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi. Pada 2018, sebuah meteorit lain yang awalnya digunakan sebagai penahan pintu akhirnya diakui sebagai batu luar angkasa setelah 80 tahun.
Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk memeriksa halaman belakang rumah. Bisa jadi ada batu berat dan keras yang ternyata adalah harta karun dari luar angkasa.