Ikhbar.com: Pertempuran sengit terjadi antara kelompok Hamas dan militer Israel di Jalur Gaza bagian utara dan selatan. Akibatnya, sebanyak 10 tentara Zionis tewas dalam kecamuk perang yang meletup selama 24 jam tersebut.
“Ini adalah kekalahan tempur terburuk selama perang di Gaza,” rilis pihak militer Israel, dikutip dari Reuters, pada Kamis, 14 Desember 2023.
Baca: Pendeta Yahudi: Tingkah Israel Sangat Menjijikkan
Tidak hanya prajurit, tentara kebanggaan Israel yang tewas itu termasuk berpangkat kolonel yang memimpin pangkalan depan dan letnan kolonel pemimpin resimen.
Sementara itu, sejumlah negara Arab juga memprediksi bahwa Israel akan sangat kesulitan untuk memenangkan pertarungan melawan Hamas. Hal itu,
salah satunya diungkapkan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.
Menurut Safadi, Israel sudah menderita kekalahan strategis. Selain itu, alasan mereka menyerang Gaza untuk mengalahkan militan Hamas juga tidak terbukti.
“Kehancuran di Gaza dalam dua bulan terakhir merupakan indikasi kebijakan Israel yang tampaknya bertekad hanya untuk mengusir penduduk, bukan untuk berperang melawan Hamas,” katanya.
“Para pejabat tinggi Israel, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, cukup berterus terang tentang niat itu,” sambung Safadi.
Safadi juga mengemukakan pendapatanya soal pemungutan suara Dewan Keamanan PBB, tepatnya ketika Amerika Serikat (AS) memveto proposal negara-negara Arab yang mendesak gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Ia mencatat bahwa meskipun ada veto, Washington secara terbuka menyerukan Israel untuk mengubah taktik militernya.
Baca: Heba Zagout, Perempuan Pelukis Keindahan Palestina Itu telah Gugur
“Sederhananya, Israel menentang semua orang, sekutunya, hukum internasional, dan PBB,” katanya.
Lebih lanjut, Safadi menjelaskan akar masalah permusuhan. Ia berujar itu jikarena pendudukan Israel di wilayah Palestina dan hambatan sistematis terhadap pembentukan negara Palestina.
“Israel telah menciptakan sejumlah kebencian yang akan menghantui kawasan ini dan akan menentukan generasi mendatang. Hal ini merugikan rakyatnya sama besarnya dengan dampaknya terhadap semua orang di kawasan ini,” tambahnya.
Israel melancarkan kampanye militernya di Gaza setelah Hamas menerobos tembok perbatasan pada 7 Oktober 2023 dan menyerbu beberapa permukiman dan pangkalan militer di Israel selatan. Para pejabat Israel mengatakan lebih dari 1.200 orang tewas akibat serangan tersebut.
Sedangkan jumlah korban tewas di Gaza hingga Ahad, 10 Desember 2023 tercatat mencapai lebih dari 17.700 jiwa dengan dua pertiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.