Ikhbar.com: Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin menyebut bahwa masyarakat Uni Emirat Arab (UEA) sangat menyukai imam masjid yang berasal dari Indonesia.
Hal itu disampaikan Kamarudin Amin di acara seleksi tahap III calon imam masjid Indonesia untuk UEA pada Rabu, 20 Juli 2024.
“Imam masjid asal Indonesia sangat disukai masyarakat setempat. Selain fasih, suara merdu, kedisiplinan, dan keramahan akhlaknya, pemahaman agama yang wasathiyah juga menjadi keunggulan imam-imam asal Indonesia,” ujar Kamaruddin dikutip dari laman Kemenag pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Baca: Bukan Dolar AS, Transaksi Bilateral Indonesia-UEA Sepakat Pakai Dirham dan Rupiah
Pengakuan tersebut juga dikuatkan sejumlah syekh asal UEA. Menurut Kamaruddin, para syekh mengatakan bahwa kualitas imam asal Indonesia termasuk yang terbaik, baik secara kapasitas maupun kualitas.
“Saat ini ada 111 imam masjid asal Indonesia di UEA. Tahun ini kami berharap bisa memenuhi hingga total 200 imam sesuai yang ditargetkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada peserta yang lulus di seleksi tahap III ini. Kamaruddin berharap, para peserta yang terpilih dan bertugas di UEA mampu menjadi Duta Indonesia dan menyebarkan Islam washatiyah.
Tidak hanya UEA, Kamaruddin mengeklaim pihaknya juga membuka peluang kerja sama pengiriman imam masjid dengan negara lain.
“Kita siap menjalin kerja sama dengan negara Timur Tengah atau negara lainnya seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Korea sebagai upaya peningkatan hubungan dan kerja sama luar negeri pada bidang agama,” katanya.
Di sisi lain, Kamaruddin menyebut bahwa kerja sama dengan UEA yang terjalin sejak 2017 itu merupakan sebuah penghormatan bagi Indonesia. Pasalnya, ia menilai bahwa program tersebut sangat berharga, karena menjadi wadah bagi para imam asal Indonesia menunjukkan kualitasnya.
“Program ini juga menjadi kehormatan bagi Indonesia. Kami berharap terus berlanjut,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana mengatakan, seleksi tahun ini merupakan angkatan ketujuh. Dari 483 pendaftar, peserta yang lolos administrasi sebanyak 334 orang.
Setelah melalui tes CAT dan wawancara online, jelas dia, maka akan terpilih 113 peserta. Mereka lah yang diwawancara tiga syekh dari UEA pada tahap III ini.
“Dari proses itu, kami berharap bisa terpilih banyak imam, untuk menyusul imam yang kini telah berada di UEA,” imbuh Akmal.
Selain untuk masjid di UEA, program seleksi dan pembinaan imam ini juga bertujuan meningkatkan kualitas imam masjid dalam negeri.
“Sebagai negara dengan jumlah masjid terbanyak, Indonesia tentu memerlukan imam-imam masjid yang lebih banyak dan dengan kualitas baik,” pungkasnya.