Kampus Khonghucu Pertama di Indonesia segera Diresmikan, Menag: Simbol Moderasi Beragama!

Menag Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar menerima audiensi pengurus Matakin pada Senin, 28 Juli 2025. Foto: Dok. Kemenag

Ikhbar.com: Pendirian kampus Khonghucu pertama di Indonesia menjadi langkah bersejarah dalam memperkuat semangat moderasi beragama di Tanah Air. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Khonghucu Indonesia (SeTIAKIN) dijadwalkan diresmikan pada September 2025 sebagai lembaga pendidikan tinggi yang khusus mengkaji ajaran Khonghucu secara akademik dan inklusif.

Kabar ini disampaikan langsung Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Budi S. Tanuwibowo saat bertemu Menteri Agama (Menag), Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta pada Senin, 28 Juli 2025.

“Progres pembangunan SeTIAKIN, baik secara fisik maupun administratif, sudah mendekati tahap akhir. Kami menargetkan peresmian bisa dilakukan antara bulan September hingga Oktober mendatang, dan tentunya kami sangat berharap dukungan dari Kemenag,” ujar Budi dikutip dari laman Kemenag pada Rabu, 30 Juli 2025.

SeTIAKIN akan menjadi pionir dalam pendidikan tinggi berbasis ajaran Khonghucu di Indonesia. Lembaga ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan pendidikan keagamaan yang setara, serta memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa.

Baca: Siswa Baru MA Al-Mubarokah Karangmangu Cirebon Langsung Digembeleng Moderasi Agama

Pada pertemuan tersebut, Matakin turut menyerahkan Kitab Suci Khonghucu yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kepada Menag. Diharapkan, kitab ini dapat disebarluaskan dengan dukungan dari pemerintah agar dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat.

Dalam pertemuan tersebut, Menag menyatakan apresiasinya terhadap langkah pendirian SeTIAKIN. Ia menyebutkan bahwa gagasan tersebut nsebagai bentuk konkret kehadiran negara dalam menjamin hak semua umat beragama untuk memperoleh pendidikan keagamaan yang layak.

“Kami menyambut dengan antusias kehadiran SeTIAKIN. Ini merupakan kemajuan besar, tidak hanya bagi umat Khonghucu, tetapi juga sebagai cermin kemajuan moderasi beragama di Indonesia,” kata Menag.

Menag juga menegaskan perlunya kurikulum keagamaan yang bersandar pada tiga prinsip utama, yakni teologi (iman), logos (nalar), dan ethos (etika). Ia menilai bahwa pendidikan agama harus mendorong terciptanya pribadi-pribadi yang religius, berpikir kritis, dan memiliki integritas moral.

Tak hanya itu, Prof. Nasar, sapaan akrabnya, kembali menekankan pentingnya memasukkan nilai-nilai kasih sayang ke dalam kurikulum pendidikan agama. Ia menyebut pendekatan ini sebagai kurikulum cinta yang menjadi pondasi dalam menciptakan masyarakat yang damai dan saling menghargai.

“Kurikulum cinta perlu dijadikan landasan dalam pendidikan agama di semua tingkatan. Hakikat agama adalah menanamkan cinta, baik kepada sesama manusia, seluruh makhluk hidup, maupun alam semesta,” pungkas Menag.

Dengan peresmian yang direncanakan pada September 2025, SeTIAKIN diharapkan menjadi pusat pengembangan ilmu keagamaan Khonghucu yang berpijak pada semangat kebangsaan, kemanusiaan, dan inklusivitas.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.