Jutaan Pendengar Kecele! Band Viral di Spotify Ternyata Hasil AI

Band yang musiknya diciptakan kecerdasan buatan (AI), The Velvet Sundown. Foto: tangkapan layar Spotify

Ikhbar.com: Band Velvet Sundown mendadak viral setelah dua albumnya, Floating On Echoes dan Dust And Silence, diputar lebih dari satu juta kali di Spotify dalam waktu singkat.

Namun, belakangan terungkap bahwa seluruh proyek, termasuk musik, visual, dan narasi latar belakang band, sepenuhnya dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).

Awalnya, Velvet Sundown mengeklaim sebagai proyek musik sintetik yang dipandu arahan kreatif manusia. Namun, seorang anggota yang mengaku sebagai bagian dari proyek ini menyebutnya sebagai “seni tipu-tipu” yang menggunakan platform AI generatif bernama Suno.

Baca: Bak Fiksi Ilmiah, Pria Ini Jatuh Cinta dan Menikahi AI

Setelah sempat membantah, akun resmi band akhirnya mengonfirmasi bahwa grup musik tersebut “Bukan sepenuhnya manusia, bukan sepenuhnya mesin.”

Kasus ini memicu perdebatan seputar keaslian dan transparansi dalam industri musik. Beberapa pelaku industri menyerukan agar platform seperti Spotify dan YouTube mewajibkan pelabelan lagu yang dihasilkan AI, agar pendengar tahu asal muasal karya tersebut.

CEO Ivors Academy, Roberto Neri, menyebut keberadaan band seperti Velvet Sundown sebagai ancaman terhadap prinsip keterbukaan, hak cipta, dan persetujuan pencipta. Ia mendorong pembentukan regulasi untuk menjamin perlindungan bagi kreator manusia.

Hal serupa disampaikan Sophie Jones dari British Phonographic Industry (BPI), yang meminta pemerintah Inggris membuat aturan yang memastikan lisensi dan penegakan hak musik tetap terlindungi di era AI.

“AI seharusnya mendukung kreativitas manusia, bukan menggantikannya,” tegas Jones, dikutip dari The Guardian, pada Selasa, 15 Juli 2025.

Penulis Mood Machine, Liz Pelly, juga memperingatkan potensi eksploitasi terhadap musisi independen. Ia mencontohkan kasus tahun 2023 ketika lagu AI dengan vokal menyerupai Drake dan The Weeknd tersebar di TikTok dan Spotify, sebelum akhirnya dihapus atas permintaan Universal Music Group karena pelanggaran hak cipta.

Sementara itu, platform musik Deezer mengaku sudah mulai menandai lagu-lagu buatan AI. Chief Innovation Officer-nya, Aurélien Hérault, menyebut perlunya transparansi selama masa adaptasi AI dalam industri musik.

Baca: Survei: Negara Berbahasa Inggris Paling Resah Hadapi AI

Deezer juga mengungkap bahwa hingga 70% aliran lagu AI di platform mereka tergolong manipulatif atau palsu.

Spotify, di sisi lain, belum menerapkan pelabelan khusus untuk musik AI. Mereka menyatakan bahwa semua konten, termasuk yang berbasis AI, diunggah oleh pihak ketiga berlisensi.

Kekosongan regulasi ini dinilai membuka celah penyalahgunaan dan menempatkan musisi asli dalam posisi dirugikan. Para ahli mendesak pemerintah segera menyusun kerangka hukum yang menjamin persetujuan, kompensasi adil, dan pelabelan jelas atas musik buatan AI.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.