Hati-hati! Ini Bahaya Langsung Tidur setelah Sahur

Ilustrasi tidur. Foto: Shutterstock

Ikhbar.com: Tidur sesaat setelah sahur akan mengganggu sejumlah kesehatan, salah satunya dapat berpengaruh pada potensi peningkatan gula darah dalam tubuh.

Demikian disampaikan dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia, dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta pada Sabtu, 23 Maret 2024.

Rudy menjelaskan, durasi dan waktu tidur setelah makan memiliki pengaruh signifikan. Idealnya, setelah makan, disarankan untuk tidak langsung tidur, minimal dua sampai empat jam setelah makan.

“Durasi dan waktu tidur berpengaruh. Jadi, paling ideal sebenarnya setelah makan jangan langsung tidur, minimal dua sampai empat jam setelah makan,” katanya, dikutip dari Antara pada Senin, 25 Maret 2024.

Baca: 10 Resep Jajanan Sehat Ramadan, Cocok untuk Sahur

Ia menjelaskan, tidur langsung setelah sahur dapat mempengaruhi gula darah dan sistem pencernaan secara negatif, menyebabkan masalah pencernaan seperti GERD dan gangguan lambung lainnya.

Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan aktivitas ringan atau duduk tegak setelah makan, bukan langsung berbaring.

“Selain masalah gula, nanti muncul penyakit yang lain. Jadi, mungkin setelah makan atau setelah sahur bisa aktivitas dulu yang ringan habis itu lanjutkan tidur,” kata Rudy.

Rudy juga menyarankan agar santapan berbuka puasa bagi penderita diabetes dikontrol dengan baik agar gula darah tetap terjaga. Makan dengan porsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan serat sesuai anjuran pemerintah dan WHO, serta mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak.

Selain itu, berbuka puasa dengan kurma dalam jumlah terbatas (3 atau 5 butir) direkomendasikan karena kurma memiliki indeks glikemik yang rendah hingga sedang, sehingga tidak signifikan meningkatkan gula darah.

“Gula darah lebih itu bisa pusing, kadang merasa kayak orang haus, sering buang air kecil. Itu tanda berlebihan gula darah, sebaliknya kalau terlalu rendah seperti debar-debar, keringat dingin, itu juga bisa muncul,” ucap Rudy.

Rudy menegaskan bahwa penderita diabetes diperbolehkan berpuasa asalkan kadar gula darah terkontrol dengan baik. Kadar HbA1C harus terjaga di bawah 5,7 persen sesuai literatur perhimpunan diabetes.

Sebaiknya, penderita diabetes melakukan kontrol satu bulan sebelum puasa untuk memastikan kondisi gula darah dan penyesuaian penggunaan obat yang mungkin diperlukan selama puasa.

“Satu bulan sebelumnya penyandang diabetes datang ke dokter untuk cek gula darah, untuk dilihat secara risiko aman atau tidak, kemudian pengaturan obat-obatan juga penting,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.