Ikhbar.com: Negara di berbagai belahan dunia punya resep kuliner khusus untuk mengatasi cuaca panas. Uniknya, sensasi makanan yang disarankan tersebut bukanlah kudapan yang memiliki rasa manis atau sejenisnya, melainkan pedas. Itulah mengapa masakan dengan rasa membakar mulut itu menjadi asupan pokok di daerah dengan kondisi suhu yang lebih hangat.
Dokter spesialis penyakit dalam, koki, sekaligus direktur pengobatan metode kuliner dan gaya hidup di Kaiser Permanente San Francisco, Dr. Linda Shiue menyebut alasan biologis di balik fenomena itu. Ketika seseorang memakan makanan pedas, menurutnya, jantung akan berdetak sedikit lebih cepat, bernapas lebih keras, dan mulai berkeringat.
Mengeluarkan keringat adalah respons fisiologis ketika tubuh menjadi terlalu panas. “Satu-satunya cara mendinginkan tubuh adalah dengan berkeringat,” katanya, dikutip dari Time, Rabu, 2 Agustus 2023.
Baca: Bumi mulai Mendidih
Menurut Shiue, trik tersebut sejatinya telah diketahui sejak ribuan tahun silam. Khazanah kuliner itu memicu sistem terprogram yang membuka pori-pori dan melepaskan panas dari tubuh. “Anda merasa lebih panas untuk sementara, tetapi itu adalah bagian dari paket pendinginan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sistem tersebut melibatkan protein TRPV1 yang bertindak sebagai reseptor untuk rasa pedas. Rempah-rempah penghasil rasa pedas memicu reseptor mengirim sinyal ke otak untuk melepaskan norepinefrin, yakni neurotransmitter (senyawa kimiawi yang bertugas untuk menyampaikan pesan antara satu sel saraf ke sel target) yang bertanggung jawab untuk melepaskan panas dengan memicu keringat.
“Itu sangat membantu nenek moyang manusia yang mencoba berlari lebih cepat dari predator potensial ribuan tahun yang lalu, dan ternyata juga berguna dalam beradaptasi dengan perubahan iklim saat ini,” imbuh dia.
Ada banyak makanan dan bumbu yang bisa mengaktifkan TRPV1. Selain cabai, paprika, dan lada hitam juga bisa merangsang reseptor. “Begitu pula bawang putih, jahe, lengkuas, dan umbi-umbian lain dengan rasa yang tajam dapat menyebabkan efek keringat dan pendingin yang sama,” pungkas dia.