Ikhbar.com: Gereja-gereja utama di Suriah sepakat untuk membatasi perayaan Natal 2023. Mereka hanya melakukan doa solidaritas terhadap warga Gaza, Palestina yang tengah menderita akibat perang Hamas-Israel.
“Di Palestina, tempat kelahiran Yesus Kristus justru masyarakatnya saat ini tengah menderita,” kata Uskup Agung Katolik Suriah di Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda dikutip dari AFP pada Senin, 25 Desember 2023.
Di Azizia, salah satu distrik di pusat kota Suriah biasanya menjadi tempat yang cukup meriah saat Natal tiba. Hiasan lampu dan pernak-pernik di sepanjang jalan tidak tampak pada perayaan tahun ini. Pohon Natal berukuran besar juga ditiadakan.
“Di Suriah kami membatalkan semua perayaan resmi dan resepsi di gereja-gereja kami. Hal itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban pengeboman di Gaza oleh pasukan Israel,” kata Shahda.
Hal yang sama juga dilakukan para pemimpin dari tiga gereja besar di Suriah, yakni Gereja Ortodoks Yunani, Ortodoks Suriah, dan Gereja Katolik Yunani Melkite. Mereka sepakat untuk membatasi perayaan Natal hanya dengan mengisi upacara keagamaan.
“Mengingat keadaan saat ini, khususnya di Gaza, para leluhur meminta maaf karena tidak menerima ucapan selamat Natal dan Tahun Baru,” ucap ketiga petinggi gereja tersebut.
Baru-baru ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina merilis total korban tewas akibat perang Hamas-Israel. Mereka menyebut hingga Sabtu, 23 Desember 2023 korban tewas sudah mencapai 20.258 orang dan melukai 53.688 orang.
“Jumlah korban tewas di Gaza selama 11 minggu serangan Israel telah mencapai 20.258 orang,” rilis Kemenkes Palestina, dikutip dari Al Jazeera, pada Senin, 25 Desember 2023.
Data tersebut belum termasuk serangan Israel pada malam Natal yang menewaskan 70 warga Gaza. Di saat yang hampir bersaman, serangan tentara Zionis ke Khan Younis juga menewaskan delapan orang.