Ikhbar.com: Pemenang Nobel Prize (Penghargaan Nobel) 2024 akan diumumkan, mulai dari 7 hingga 14 Oktober, dengan enam penghargaan yang mengakui kemajuan dalam sains, ekonomi, sastra, dan upaya menuju perdamaian.
Penghargaan ini pertama kali diberikan pada tahun 1901, dengan penerima yang beragam, termasuk individu seperti Mother Teresa dan Martin Luther King Jr., serta organisasi.
Dikutip dari Al Jazeera, untuk memenangkan Nobel, seseorang harus terlebih dahulu dinominasikan. Komite yang bertugas memilih pemenang mengirimkan formulir nominasi kepada nominator yang memenuhi syarat.
Batas waktu untuk nominasi biasanya pada akhir Januari setiap tahun, dan nominasi yang dikirim setelah batas waktu biasanya dipertimbangkan untuk penilaian tahun berikutnya.
Tahun ini, Hadiah Nobel Perdamaian, yang merupakan penghargaan yang paling banyak menjadi perhatian di antara enam penghargaan, memiliki 286 nominasi, dengan 197 individu, dan 89 organisasi.
Baca: Presiden Jokowi Terima Penghargaan dari Palestina
Daftar kualifikasi nominasi bervariasi, tergantung pada jenis penghargaan. Berikut adalah kelompok-kelompok yang dapat mengajukan nominasi:
- Nobel Perdamaian: Anggota pemerintah, kepala negara saat ini, anggota pengadilan internasional, mantan pemenang Nobel Perdamaian, dan akademisi di bidang ilmu sosial adalah beberapa kelompok yang dapat mengajukan nominasi.
- Nobel di Fisika dan Kimia: Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia, mantan pemenang Nobel di bidang ini, dan profesor di universitas-universitas terkemuka di negara-negara Nordik adalah kualifikasi yang diakui.
- Nobel di Kedokteran: Anggota komite Nobel untuk Kedokteran atau Fisiologi, mantan pemenang Nobel, dan profesor di fakultas kedokteran di beberapa negara juga dapat mengajukan nominasi.
- Nobel di Sastra: Anggota Akademi Swedia, profesor sastra, dan mantan pemenang Nobel Sastra dapat mengusulkan nominasi.
- Nobel di Ekonomi: Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia dan mantan pemenang Nobel di bidang ekonomi memiliki hak untuk mengajukan nominasi.
Beberapa nominasi untuk Nobel Perdamaian telah menjadi kontroversi, termasuk Adolf Hitler dan Joseph Stalin, yang dinyatakan sebagai nominasi dalam konteks yang tidak lazim.