Ikhbar.com: Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan Ranting Taichung menggelar kegiatan safari Ramadan dengan menghadirkan Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin sebagai narasumber. Senin, 3 April 2023.
Acara yang berlangsung di Sekretariat PCINU Ranting Taichung mulai pukul 16.00 waktu setempat itu membahas mengenai Daurah (Hujjah) Ahlussunah wal Jamaah dan dihadiri keluarga besar Nahdlatul Ulama di wilayah kota Taichung dan sekitarnya.
Pengasuh pondok pesantren Raudlatul Ulum Suramadu tersebut selama berada di Taiwan memberikan materi di beberapa kota seperti Taipei, Keelung, Kaohsiung, Chiayi, Taichung, Changhua, Dongkang dan Hualien.
“Saya sangat senang di setiap pertemuan dengan warga NU yang ada di Taiwan. Dari tiap pertanyaan yang disampaikan, setidaknya, menunjukkan bahwa mereka masih tetap menjalankan ibadah namun menemukan beberapa kendala baik secara fikih, keadaan lingkungan dan sebagainya” kata Kiai Ma’ruf.
Ia mengaku dari kajian tersebut mampu menjawab permasalahan. Dalam kesemptan itu, Kiai Ma’ruf mengidentifikasi solusi atas permasalahan fikih mengenai batas kemampuan manusia yang ditolerir oleh syariat, umumnya berkaitan dengan najis.
“Karena di sini banyak ditemukan masakan atau hewan hidup yang dalam pandangan fikih dinilai sebagai najis Mughalladzah, dan tidak ada kemampuan untuk menghindari, disebabkan tugas memasak atau merawat binatang tersebut,” jelasnya.
“Jika hanya belajar bab najis saja maka akan terasa berat. Beruntung di kitab Fikih juga dijelaskan Ma’fu Anhu, yakni keadaan najis yang ditolerir oleh Agama,” imbuhnya.
Menurutnya, para ulama mendasarkan pada dalil:
ﻗﺎﻟﺖ ﺧﻮﻟﺔ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ, ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺬﻫﺐ اﻟﺪﻡ? ﻗﺎﻝ: «ﻳﻜﻔﻴﻚ اﻟﻤﺎء, ﻭﻻ ﻳﻀﺮﻙ ﺃﺛﺮﻩ».
Khaulah berkata: “Wahai Nabi, bagaimana jika di pakaian kami yang terkena darah, ternyata darahnya tidak hilang?” Nabi menjawab: “Cukup kamu basuh dengan air. Jika masih ada bekasnya maka tidak apa-apa” (HR. Abu Dawud)
Alumni Pondok Pesantren Ploso tersebut juga memberikan apresiasi kepada PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang menikah dengan pria Taiwan. Pria tersebut bernama Muhammad Lai yang memiliki nama Taiwan Lai Hui Hong. Kini dia resmi menjadi anggota NU Taiwan.
“Di Taiwan ada ratusan Banser sudah biasa. Ini beda. Warga asli Pulau Formosa ini sudah mengikuti Diklatsar Banser juga” katanya.
Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur tersebut juga memberikan apresiasi kepada para PMI yang ada di kota Taichung terkait dengan pendirian musala dan pelestarian ajaran Ahlussunah wal Jamaah di tanah perantauan.
“Mencari rezeki di rantau juga banyak. Tapi yang berjuang mendirikan Mushola dan menyebarkan Islam Ahlusunnah dengan menyewa gedung 4 lantai di pusat kota dekat stasiun hanya ditemukan di sini yakni NU Ranting Taichung Taiwan” pungkasnya.