Ikhbar.com: Maroko meresmikan laboratorium penelitian penggunaan ganja untuk medis dan industri, termasuk makanan. Negeri Magrib tersebut menjadi negara Muslim pertama yang secara serius meneliti dan berencana melegalkan penggunaan daun terlarang itu untuk kepentingan kesehatan.
Koperasi Bio Cannat menyatakan laboratorium yang berada di Chefchaouen itu akan digunakan untuk meneliti penggunaan ganja baik dalam industri farmasi maupun makanan.
Dalam pernyataan itu dijelaskan, lab di kota tersebut telah memperoleh izin untuk meneliti ganja dalam industri dan kedokteran pada Oktober 2022.
Mereka menjelaskan zat dari ganja akan digunakan untuk memproduksi banyak jenis makanan, medis, dan paramedis lantaran terbukti banyak memiliki manfaat dalam meredakan sakit.
“Akan ada percobaan pertanian dengan beberapa petani di Chefchaouen untuk menyediakan bahan baku setelah menyediakan benih yang dimaksud untuk tujuan ini,” tulis pernyataan resmi tersebut, dikutip Anadolu Agency, Selasa, 7 Maret 2023.
Pemerintah Maroko mengeklaim telah berhasil menurunkan budi daya ganja ilegal sekitar 80%. Tahun lalu, mereka juga meluncurkan rencana penggunaan ganja medis dan industri.
Pemerintahan di Rabat juga telah mengeluarkan undang-undang (UU) yang melegalkan penggunaan zat ganja di sektor industri dan obat-obatan.
UU tersebut berguna untuk menambah penghasilan para petani dan mengurangi pengedaran narkoba.
Meski begitu, hingga saat ini Maroko melarang penggunaan ganja untuk rekreasi dan tanpa alasan terkait kesehatan.
Maroko merupakan negara Islam yang mengikuti aturan syariat. Hampir 99% penduduk di dalamnya memeluk agama Islam.
Maroko juga merupakan anggota Liga Arab sehingga masyarakatnya juga dekat budaya bangsa Arab. Meski begitu, secara fakta geografis, Maroko masuk ke benua Afrika.