Ikhbar.com: Andai penyair terkenal, William Shakespeare masih hidup, mungkin dia akan mengoreksi kalimat “Apalah arti sebuah nama?” setelah menyaksikan pemboman militer Israel di Gaza. Pasalnya, anak-anak hingga orang dewasa di Palestina sedang getol menuliskan nama mereka agar mudah diidentifikasi jika sewaktu-waktu bom laknat itu meledakkan tubuh mereka.
Pemandangan itu salah satunya terlihat di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Kota Gaza. Seorang bernama Ahmed Abu Al-Saba (35) tampak begitu serius menuliskan namanya di bagian lengan.
“Kami menuliskan nama di tangan kami dan nama anak-anak di tangan mereka agar tubuh kami dapat diidentifikasi jika pesawat Israel mengebom kami,” kata Al-Saba kepada Anadolu Agency, dikutip pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Baca: Konflik Gaza Jadi Titik Didih di Timur Tengah
Ratusan anak-anak
Dalam kisah masyhur yang ditulis Shakespeare, Juliet bertanya kepada Romeo, “Apalah arti sebuah nama?” untuk menyatakan bahwa penamaan sesuatu tidak relevan, “Mawar adalah mawar dengan nama lain,” katanya.
“Namun, di Gaza, saat ini ada ratusan anak mengantre di RS untuk mendaftarkan nama yang telah ditulis di tangan mereka,” kata Al-Saba.
Al-Saba adalah satu dari ratusan warga Palestina, terutama anak-anak, yang menandai bagian tubuh mereka dengan nama. Dengan begitu, mereka berharap bisa diidentifikasi dengan mudah jika harus kehilangan nyawa dalam konflik yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu itu.
Warga Gaza berlarian di setiap harinya demi bisa menyelamatkan diri di tengah reruntuhan rumah mereka.
“Ada banyak syuhada, terutama anak-anak, yang keluarganya sulit dijangkau,” kata Al-Saba.
“Pendudukan ini membabi buta, bom di mana-mana,” sambungnya.
Baca: Krisis Air, Warga Gaza di ambang Napas Terakhir
Dugaan keterlibatan AS
Pemandangan lingkungan yang dibombardir di Gaza menampakkan kisah-kisah kehancuran yang mengerikan. Lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi serta ratusan lainnya berada di RS dan sekolah yang dikelola PBB.
Sedikitnya sebanyak 5.087 warga Palestina, termasuk 1.023 perempuan dan 2.055 anak-anak tewas akibat serangan Israel di Gaza. Sementara 15.273 lainnya luka-luka.
“Keluarga-keluarga tersebut menuliskan nama di tangan dan kaki mereka sehingga mereka dapat diidentifikasi setelah dibom Israel dengan menggunakan bom maut buatan Amerika Serikat (AS),” tulis akademisi Palestina, Sami Al-Arian lewat akun X (Dulu Twitter).
“Mereka yang tidak bersalah ada di tangan (Presiden AS Joe) Biden dan teman-temannya yang haus darah. Di dunia mereka, anak-anak Palestina tidak layak untuk hidup, sementara penjahat Israel dilindungi dan dipuji,” kata Al-Arian, seraya menambahkan, “Terkutuklah rasisme dan kemunafikan Anda!”