khbar.com: Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, berencana menutup Departemen Pendidikan AS, dan menunjuk Linda McMahon, mantan eksekutif gulat, sebagai sekretaris pendidikan.
Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa pemerintahannya akan melancarkan serangan terhadap institusi pendidikan tinggi, termasuk kebijakan yang mendukung diversitas, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Baca: Guru di AS Diskors Gara-gara Hina Trump
Trump mengancam akan mencabut akreditasi, dan pendanaan federal dari universitas yang mengajarkan teori ras kritis, atau materi yang dianggap tidak pantas.
Beberapa negara bagian yang dipimpin Partai Republik, seperti Texas dan Florida, telah memulai langkah-langkah untuk menghapus program DEI, dengan menutup kantor diversitas, dan menghentikan pendanaannya.
Universitas kini mengambil pendekatan hati-hati, tetapi ada kekhawatiran besar bahwa kebijakan eksekutif Trump dapat mengancam kebebasan akademik.
Baca: Banyak Warga AS Ingin Pindah Negara usai Kemenangan Trump
Leah Watson dari American Civil Liberties Union’s (ACLU) menegaskan bahwa perubahan ini bisa membatasi hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang inklusif dan beragam.
“Apa yang kami harapkan pada pemerintahan berikutnya, adalah kebangkitan upaya untuk membatasi kursus pelatihan, atau pengajaran tentang rasisme atau seksisme,” ujar Watson, dikutip dari Al Jazeera, pada Senin, 25 November 2024.
Dengan tantangan ini, universitas di AS dihadapkan pada pilihan sulit, antara melawan intervensi kebijakan pemerintah, atau menyesuaikan diri dengan visi Trump yang dapat berdampak jangka panjang pada pendidikan tinggi dan masyarakat.