Ikhbar.com: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan Jalur Gaza sebagai kuburan bagi ribuan anak-anak. Konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut telah mencatatkan angka kematian yang mengejutkan, terutama di kalangan anak-anak.
Data terbaru dari pejabat Palestina mengungkapkan, sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 17.400 anak di Gaza, yang berarti rata-rata satu anak tewas setiap 30 menit.
Selain korban jiwa yang terdata, ribuan anak lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan, banyak di antaranya diperkirakan meninggal dunia. Jika pun selamat, mereka tetap akan menghadapi trauma mendalam akibat perang yang terus berulang, serta harus hidup di bawah blokade Israel yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka sejak lahir.
Baca: 70 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak, Termuda Bayi Berumur Satu Hari
Mengutip laporan Al Jazeera, pada Kamis, 21 November 2024, berikut adalah pengelompokkan korban anak yang tewas di Gaza:
- 710 bayi berusia di bawah satu tahun
- 1.793 balita berusia 1-3 tahun
- 1.205 anak usia prasekolah (4-5 tahun)
- 4.205 anak usia sekolah dasar (6-12 tahun)
- 3.442 remaja usia sekolah menengah (13-17 tahun)
Sementara itu, menurut Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, lebih dari 17.000 anak telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka. UNICEF juga menyoroti bahwa tanpa akses air bersih, risiko kematian akibat dehidrasi dan penyakit meningkat tajam.
Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell mengatakan, anak-anak lebih rentan terhadap dehidrasi. Sedangkan malnutrisi akan mempercepat efek kekurangan air.
“Tanpa akses air yang aman, akan lebih banyak anak yang meninggal akibat penyakit,” katanya.
“Gaza saat ini adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak,” sambunngnya.
Lembaga Defense for Children International di Palestina juga menyebut situasi yang terjadi di Gaza sebagai genosida nyata yang terjadi secara langsung.
“Kondisi buruk di rumah sakit semakin memperparah penderitaan anak-anak,” kutip keterangan resmi mereka.
Baca: Hendak Main Bola, Anak-anak di Gaza Tewas Dibom Israel
Sementara Save the Children melaporkan, setiap hari 10 anak harus kehilangan satu atau kedua kaki mereka karena amputasi yang dilakukan dengan minim atau tanpa anestesi (bius) akibat blokade yang terus berlangsung.
Laporan ini mengungkapkan situasi mengerikan yang dihadapi anak-anak di Gaza, mulai dari ancaman bom hingga kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan layanan kesehatan.
“Ini adalah sebuah krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dunia untuk segera mengakhirinya,” rilis mereka.