Tuesday, May 30, 2023
Ikhbar.com | Mengabarkan Kebaikan
  • Home
  • Berita
    • Tekno
    • Tips
  • Tadris
  • Sirah
  • Syariah
  • Nisa
  • Risalah
    • Indana
    • Konsultasi
  • Tasawuf
  • Tsaqafah
  • Doa
No Result
View All Result
Ikhbar.com | Mengabarkan Kebaikan
  • Home
  • Berita
    • Tekno
    • Tips
  • Tadris
  • Sirah
  • Syariah
  • Nisa
  • Risalah
    • Indana
    • Konsultasi
  • Tasawuf
  • Tsaqafah
  • Doa
No Result
View All Result
Ikhbar.com | Mengabarkan Kebaikan
No Result
View All Result
Home Berita

Gus Nadir Jelaskan Tiga Sejarah Penting Islam Indonesia

by Redaksi
December 10, 2022
in Berita
A A
Gus Nadir Jelaskan Tiga Sejarah Penting Islam Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

Ikhbar.com: Pondok Pesantren merupakan Kawah Candradimuka yang melahirkan dan mencetak para pendidik serta para tokoh bangsa.

Demikian ditegaskan oleh Prof. Dr. Nadhirsyah Hosen, Ph.D saat menjadi pembicara pada Simposium Internasional yang digawangi oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) dan Sekolah Tinggi ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren. Selasa, (6/12/2022).

“Kalau ada tokoh bangsa yang bukan jebolan pesantren, itu ibaratnya makan sayur tanpa garam, akan kurang lengkap,” katanya.

Dalam sejarahnya, kata Nadhirsyah Hosen, setidaknya ada 3 peristiwa penting dalam sejarah yang menentukan umat Islam Indonesia saat ini.

“Yang pertama ketika dijajah oleh pemerintah Belanda, ada seorang ahli dari Belanda Snouck Hurgronje. Saat itu ia memberikan saran kepada pemerintah Belanda untuk tidak melarang ulama melaksanakan ibadah haji ke Mekah,” terangnya.

ArtikelTerkait

Kemenag Ancam Katering Haji jika Telat Sajikan Makanan ke Jemaah

Merokok di Area Masjid Nabawi Didenda Rp800 Ribu

Perdana, Gus Menag Lepas Penerbangan Haji dari Bandara Kertajati

Gus Menteri Dorong Sinergi Lintas Pesantren

Nadhirsyah Hosen menjelaskan, saran tersebut kemudian diterima oleh pemerintah Belanda. Namun keputusan tersebut ternyata merupakan kesalahan terbesar bagi pemerintah Belanda.

“Karena ternyata saat itu Kiai tidak hanya sekadar beribadah haji, tetapi juga mengaji di tanah suci. Lebih pentingnya lagi, para Kiai tersebut bertemu dengan ulama dan aktivis dunia muslim lainnya yang juga mengalami penjajahan,” jelas Nadhirsyah Hosen.

Akhirnya, kata Nadhirsyah Hosen terjadilah pertukaran gagasan antar Kiai dari belahan dunia saat itu.

“Alhasil, para ulama mengetahui wawasan dunia Internasional. Mereka tahu yang sedang terjadi di belahan dunia lainnya. Mereka sadar bahwa bangsa muslim lainnya juga mengalami penjajahan,” ucapnya.

Nadhirsyah Hosen menceritakan, peristiwa penting lainnya yakni pada zaman dulu, transportasi dan komunikasi sangat terbatas. Sehingga Belanda merasa kesal dengan pemimpin Indonesia.

“Belanda saat itu kesal dengan pemimpin bangsa Indonesia seperti Soekarno, Hatta, Syahrir. Maka kemudian Belanda membuang mereka ke luar Jawa,” jelasnya.

Nadhirsyah Hosen juga memberikan contoh lainnya seperti yang dialami oleh Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Sulawesi hingga wafatnya.

“Imam Bonjol juga dari Padang dibuang ke Manado. Kemudian Bung Karno dibuang ke Sumatera dan maluku,” kata Nadhirsyah Hosen.

Tanpa sadar, lanjut dia, dengan tindakannya itu, Belanda memperlihatkan kepada pemimpin Indonesia bahwa bangsa ini bukan hanya Jawa.

“Para pemimpin bangsa itu menyadari, ternyata sesampainya di Sumatera juga sama dijajah oleh Belanda. Di sana juga sama-sama memiliki persoalan,” ujarnya.

Dengan demikian, kata Nadhirsyah Hosen, mereka yang berbaur dengan suku yanga berbeda dan memiliki budaya yang berbeda pula, akhirnya timbul persatuan yang kian kuat dan lahirlah wawasan kebangsaan.

“Terakhir, Saya ingin mencontohkan, dulu ada santri dari Bengkulu yang aslinya dari Bugis. Ketika kemudian Belanda menyerang Sulawesi Selatan, maka para pelaut Bugis itu dia berlayar menghindari Belanda hingga sampai ke sebuah desa di Bengkulu yang bernama Dusun Tanjung Agung,” jelasnya.

Santri ini, lanjut dia, kemudian mendengar nama besar bernama Kyai Abbas. Maka santri itu datang ke pulau Jawa untuk mencari di mana itu Buntet Pesantren berada.

“Maka kesimpulannya, pesantren ternyata mempertemukan berbagai santri dari berbagai tanah air,” katanya.

Nadhirsyah Hosen menjelaskan bahwa, santri yang diceritakannya tadi bernama Ibrahim Hosen, yang tak lain adalah ayahnya.

Tags: BuntetNadhirsyah HosenPesantrensantri
ShareTweetSendShare
Previous Post

5 Manfaat Pakai QRIS dan Terima GoPay untuk Usaha

Next Post

Nadhirsyah Hosen: Tak Hanya Pendekar, Kiai Abbas Juga Ahli Fiqih

Next Post
Nadhirsyah Hosen: Tak Hanya Pendekar, Kiai Abbas Juga Ahli Fiqih

Nadhirsyah Hosen: Tak Hanya Pendekar, Kiai Abbas Juga Ahli Fiqih

Bahas JPH, Kemenag Jalin Kerjasama dengan Selandia Baru

Bahas JPH, Kemenag Jalin Kerjasama dengan Selandia Baru

5 Tips Tangani Chat Penipuan Modus Kirim Paket

5 Tips Tangani Chat Penipuan Modus Kirim Paket

Uang Judi Piala Dunia 2022 Capai Rp545 Triliun

Uang Judi Piala Dunia 2022 Capai Rp545 Triliun

Bom Bunuh Diri Meledak di Bandung, Satu Orang Tewas

Bom Bunuh Diri Meledak di Bandung, Satu Orang Tewas

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pemerintah Sepakat 1 Ramadan 1444 H Kamis Besok

Jika Pemerintah Tetapkan Lebaran Sabtu, Apakah Jumat Tetap Wajib Berpuasa?

April 20, 2023
Kemenag Buka Kesempatan Santri Kuliah di Al-Azhar Mesir

Kemenag Buka Kesempatan Santri Kuliah di Al-Azhar Mesir

May 12, 2023
Link Download Logo Harlah ke-63 PMII

Link Download Logo Harlah ke-63 PMII

April 1, 2023
Adab Bersilaturahmi ke Mantan Suami atau Istri

Adab Bersilaturahmi ke Mantan Suami atau Istri

March 10, 2023
Kemenag Ancam Katering Haji jika Telat Sajikan Makanan ke Jemaah

Kemenag Ancam Katering Haji jika Telat Sajikan Makanan ke Jemaah

Doa-doa Nabi untuk Orang Sakit

Doa-doa Nabi untuk Orang Sakit

PBNU: Pesantren Jangan Distigma Penuh Kekerasan

PBNU: Pesantren Jangan Distigma Penuh Kekerasan

Rekrutmen ASN 2022 Segera Dibuka: Guru dan Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas

Rekrutmen ASN 2022 Segera Dibuka: Guru dan Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas

Kemenag Ancam Katering Haji jika Telat Sajikan Makanan ke Jemaah

Kemenag Ancam Katering Haji jika Telat Sajikan Makanan ke Jemaah

May 29, 2023
Merokok di Area Masjid Nabawi Didenda Rp800 Ribu

Merokok di Area Masjid Nabawi Didenda Rp800 Ribu

May 29, 2023
Perdana, Gus Menag Lepas Penerbangan Haji dari Bandara Kertajati

Perdana, Gus Menag Lepas Penerbangan Haji dari Bandara Kertajati

May 29, 2023
Benarkah Suami Lebih Utama Pergi Haji ketimbang Istri?

Benarkah Suami Lebih Utama Pergi Haji ketimbang Istri?

May 29, 2023
Ikhbar.com | Mengabarkan Kebaikan

Segenap kabar kami sajikan melalui prinsip kemanfaatan jurnalisme, lebih tepatnya jurnalisme keislaman yang berkeadaban

Ikuti Kami

Kanal

  • Berita
  • Doa
  • Headline
  • Indana
  • Konsultasi
  • Nisa
  • Risalah
  • Sirah
  • Syariah
  • Tadris
  • Tasawuf
  • Tekno
  • Tips
  • Tsaqafah
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Iklan & Kerja Sama

Copyright © 2023 Ikhbar.com, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Tekno
    • Tips
  • Tadris
  • Sirah
  • Syariah
  • Nisa
  • Risalah
    • Indana
    • Konsultasi
  • Tasawuf
  • Tsaqafah
  • Doa

Copyright © 2023 Ikhbar.com, All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In