Ikhbar.com: Kota Gaza, Palestina telah porak-poranda dibombardir Israel tiada henti sejak 7 Oktober 2023 lalu. Kerusakan dan kematian telah merata di daerah dengan luas wilayah 365 kilometer persegi itu.
“Israel telah menjatuhkan lebih dari 25 ribu ton bahan peledak di Jalur Gaza,” tulis laporan Al Jazeera, dikutip pada Selasa, 14 November 2023.
Pada 10 November 2023, tercatat sebanyak 222 ribu unit tempat tinggal ambruk dan lebih dari 40 ribu unit lainnya hancur total.
Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat melaporkan, jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza per Senin, 13 November 2023 telah mencapai 11.180 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.609 jiwa merupakan anak-anak dan 3.100 perempuan.
“Sedangkan jumlah korban luka mencapai 28.200 orang,” rilis mereka.
Baca: Kota Gaza telah Kosong, hanya Tersisa Ledakan dan Jeritan
Serangan membabi-buta
Menurut mereka, sebanyak 15 pasien di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Gaza bagian utara juga telah meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir. Di antara pasien itu adalah enam bayi yang baru lahir. Mereka mengembuskan napas terakhir karena adanya pemadaman listrik hingga mematikan alat bantu, serta adanya masalah kekurangan pasokan medis.
RS. Al-Shifa berulang kali menjadi target serangan Israel selama sebulan terakhir. Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris meyakinkan militer Israel menjadikan rumah sakit tersebut sebagai sasaran perang.
“Anda dapat mendengar banyak suara tembakan, dan kemudian Anda tahu bahwa tank-tank tersebut semakin dekat dengan RS. Al-Shifa,” kata Ahmed Mokhallalati, seorang ahli bedah di RS Al-Shifa.
Al-Shifa merupakan kompleks rumah sakit terluas di Jalur Gaza. Rumah sakit itu memiliki daya tampung 700 pasien, tetapi saat ini terpaksa harus merawat sekitar 5.000 orang.
Israel menuduh Hamas menggunakan RS. Al-Shifa untuk tujuan militer. Hamas menolak klaim tersebut dan mengatakan bahwa RS Al-Shifa justru menampung lebih dari 40 ribu pengungsi.

Selama seminggu terakhir, RS. Al-Shifa telah diserang beberapa kali dengan rudal hingga Pengepungan Israel juga menyebabkan rumah sakit tersebut kekurangan bahan bakar untuk menjalankan aktivitasnya.
Baca: Standar Ganda Amerika di antara Perang Rusia vs Ukraina dan Serangan Israel ke Gaza
Seruan gencatan senjata
Desakan gencatan senjata kepada Israel-Hamas terus meningkat. Sekutu Israel pun tidak mau lagi mendukung penuh pertempuran yang telah berlangsung sebulan itu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, perlindungan kepada warga sipil tidak dapat ditawar.
”Semua nyawa sama berharganya dan tidak ada standar ganda bagi yang memegang nilai kemanusiaan dan universal,” katanya dalam konferensi penggalangan bantuan untuk Gaza, di Paris.
Perancis salah satu negara yang memberikan sikap berimbang soal perang Gaza. Macron secara terbuka mengecam dan menyarankan Hamas dihancurkan. Di sisi lain, Paris menolak gagasan penghentian bantuan untuk warga Palestina.
Kini, Paris menolak serangan membabi-buta Israel di Gaza. Aturan perang dan hukum kemanusiaan harus dipatuhi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry menegaskan, Israel lagi tidak sedang membela diri. Ia juga mengecam kebisuan komunitas internasional ada pelanggaran hukum kemanusiaan internasional oleh Israel. Selain serangan tanpa henti, pelanggaran juga berupa larangan pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Tidak ketinggalan, Presiden RI Joko Widodo juga mendesak agar kekejaman Israel terhadap Palestina segera dihentikan. Presiden menyerukan adanya gerakan dari dunia untuk menyetop kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza.
Menurut Presiden Jokowi, saat ini dunia seakan tidak berdaya dan hanya mampu menonton kezaliman tersebut.
“Satu bulan telah terjadi kekejaman ini, dan dunia seolah-olah tidak berdaya. Lebih dari 7,9 miliar penduduk dunia dan lebih dari 190 pimpinan negara, tapi sampai saat ini, tak satu pun yang mampu menghentikan kekejaman ini,” katanya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu, 11 November 2023 kemarin.
Tak acuh si Netanyahu
Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menggubris desakan-desakan tersebut. Netanyahu mengatakan serangan ke Hamas akan terus dilakukan.
Dia mengatakan gencatan senjata hanya mungkin terjadi jika Hamas membebaskan 240 sandera dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Netanyahu mengatakan Gaza akan didemiliterisasi setelah perang. Dia menegaskan pasukan Israel akan memegang kendali penuh keamanan di Gaza.
Netanyahu juga mengesampikan peran pemerintahan Otoritas Palestina saat ini di Gaza. Dia menolak memberikan kendali kepada otoritas tersebut di Gaza.
Israel praktis telah melarang hampir seluruh pasokan pangan, bahan bakar, obat-obatan, dan aneka kebutuhan lain ke Gaza sejak 8 Oktober 2023. Bantuan yang diizinkan masuk Gaza beberapa pekan terakhir jauh di bawah kebutuhan.