Ikhbar.com: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.756 kejadian bencana telah terjadi di Indonesia hingga 18 November 2024.
Sebagian besar bencana tersebut merupakan jenis hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem, dengan jumlah lebih dari 1.000 kejadian.
Baca: Rumah Rusak Terkena Bencana? Ajukan Perbaikan ke BNPB lewat Link Ini
Hal ini disampaikan Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Potensi Bencana Hidrometeorologi yang berlangsung di Kantor Kemendagri, Jakarta.
Ia mengimbau seluruh pihak terkait untuk segera mengadakan apel kesiapsiagaan, mengingat potensi peningkatan bencana hidrometeorologi pada November hingga Desember.
Ia menegaskan, status siaga darurat perlu segera ditetapkan di wilayah-wilayah rawan bencana, agar penanganan dapat dilakukan secara komprehensif.
Ia juga menekankan pentingnya data dan pemetaan risiko bencana, untuk meningkatkan langkah mitigasi dan kesiapsiagaan.
BNPB meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di berbagai wilayah untuk memastikan pelayanan cepat dalam tanggap darurat, yakni maksimal dalam waktu 3 x 24 jam pasca-bencana.
Baca: Kupu-kupu Terancam Punah
Sebagai bentuk komitmen, BNPB juga menjamin dukungan logistik yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah terdampak.
Upaya ini diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana sekaligus mempercepat pemulihan di kawasan terdampak.
“Logistik yang dibantu biasanya mobil dapur umum lapangan, perahu, genset, pompa air semuanya berdasarkan kebutuhan di daerah masing-masing,” ujarnya, dikutip pada Selasa, 19 November 2024.