Keren! Mahasiswa Indonesia Ciptakan Alat Deteksi Berita Hoaks Berbasis AI

Ilustrasi berita hoaks. Foto: Freepik

Ikhbar.com: Dua mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) berhasil menciptakan sebuah sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan yang diklaim mampu mendeteksi berita hoaks dalam berbagai bahasa.

Rheno Septianto dan Irfan Ramadhan, mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer UNM, mengembangkan AI-Based Fake News Detection System with Multilingual Analysis, yakni sebuah sistem cerdas yang dirancang untuk menganalisis dan mengidentifikasi berita palsu secara cepat dan akurat lintas bahasa.

Sistem ini mengandalkan teknologi Natural Language Processing (NLP) dan machine learning untuk mendeteksi karakteristik konten yang mengandung unsur hoaks. Tak hanya terbatas pada bahasa Indonesia, alat ini juga bekerja untuk konten berbahasa asing.

Baca: Gawat! Ada AI yang Belajar Berbohong dan Menipu, Kata Peneliti

“Kami ingin masyarakat punya alat bantu yang praktis untuk mengecek keaslian informasi. Dengan teknologi ini, proses verifikasi berita bisa dilakukan secara instan dan lebih terpercaya,” ungkap Rheno saat mempresentasikan temuannya.

Dua mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang berhasil menemukan sistem pendeteksi berita hoaks. Foto: Dok. UNM

Irfan menambahkan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan dalam sistem ini memungkinkan proses analisis dilakukan secara otomatis, tanpa memerlukan intervensi manual yang memakan waktu.

Inovasi ini lahir berkat dukungan dari Nusa Mandiri Innovation Center (NIC), sebuah pusat riset dan pengembangan teknologi yang berada di lingkungan UNM. Kepala NIC, Fitra Septia Nugraha, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian Rheno dan Irfan.

“Inilah bentuk nyata bahwa mahasiswa UNM bukan hanya belajar teori, tapi juga mampu menghadirkan solusi bagi persoalan riil di masyarakat melalui teknologi,” tuturnya pada Jumat, 4 Juli 2025.

Ia juga menyebutkan bahwa NIC akan terus mendorong mahasiswa untuk mengembangkan riset terapan yang selaras dengan kebutuhan industri dan sosial. Fitra menegaskan bahwa ide-ide kreatif harus dikawal agar tidak sekadar berhenti di ruang kelas.

Kehadiran sistem deteksi hoaks berbasis AI ini sekaligus memperkuat posisi UNM sebagai kampus digital yang berfokus pada pencetakan generasi muda unggul di bidang teknologi. Bukan hanya unggul secara akademis, UNM aktif memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan inovasi yang berdampak luas.

Di tengah maraknya penyebaran hoaks dan misinformasi di ruang digital, inovasi ini diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam meningkatkan literasi digital masyarakat dan membentuk generasi yang lebih kritis terhadap informasi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.