Ikhbar.com: Dunia sedang berada di persimpangan penting. Teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kini justru menantang agar penggunanya tidak kehilangan kendali. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang dengan kecepatan yang sulit dibayangkan. Dari bisnis, pendidikan, media, hingga kehidupan sehari-hari, AI merambah hampir semua lini.
Bagi Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, pendiri Rokhmin Dahuri Institute sekaligus anggota DPR RI, perkembangan ini tidak perlu ditanggapi dengan rasa takut. Sebaliknya, AI seharusnya dipandang sebagai peluang besar bagi generasi muda Indonesia.
Pesan tersebut ia sampaikan dalam keynote speech pada pembukaan pelatihan “The AI Survival Kit: Creativity, Career, and Critical Thinking” yang digelar Ikhbar Academy di Kantor Redaksi Ikhbar.com, di Kompleks Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, Sabtu, 27 September 2025.
“Di tengah derasnya arus digitalisasi, kita dihadapkan pada pilihan sederhana tetapi menentukan: mau diperdaya oleh teknologi, atau memberdayakan teknologi demi masa depan yang lebih baik,” tegas Prof. Rokhmin.
Pendiri Rokhmin Dahuri Institute, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri saat menjadi keynote speaker (virtual) pada pembukaan pelatihan “The AI Survival Kit: Creativity, Career, and Critical Thinking” yang digelar Ikhbar Academy di Kantor Redaksi Ikhbar.com, di Kompleks Pondok Pesantren Ketitang Cirebon, Sabtu, 27 September 2025. IKHBAR/DohBaca: 25 Mahasiswa Terpilih Berlatih Kemahiran AI di Ikhbar Academy
Sebagai alat, bukan ancaman
Dalam pidatonya, Prof. Rokhmin mengibaratkan AI sebagai pisau bermata dua. Jika disalahgunakan, ia dapat melukai. Namun, jika diarahkan dengan bijak, AI mampu mengasah ketajaman berpikir, memacu kreativitas, dan membuka peluang karier yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.
“Artificial Intelligence ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa melukai bila tak bijak digunakan. Di sisi lain, ia dapat menjadi alat yang menggerakkan kreativitas, bahkan membuka peluang usaha yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya,” ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.
Prof. Rokhmin menekankan bahwa generasi muda Indonesia tidak boleh berhenti sebagai konsumen teknologi. Mereka harus naik kelas menjadi pencipta, pengendali, dan inovator. Literasi digital, keterampilan menulis, dan kemampuan memanfaatkan AI merupakan fondasi yang akan menentukan daya saing bangsa ke depan.
“Belajarlah dengan hati terbuka. Jangan terpaku pada kecanggihan alat, tapi pahami bagaimana AI bisa memperluas imajinasi dan menumbuhkan gagasan baru,” pesannya kepada 25 peserta terpilih dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan santri.
Menurut Prof. Rokhmin, tantangan terbesar justru terletak pada bagaimana manusia tetap mampu menjaga nilai kemanusiaan di tengah derasnya inovasi teknologi.
“Sehebat apa pun mesin, ia tidak akan pernah menggantikan nurani, empati, dan keikhlasan manusia,” katanya.
Baca: Orasi Ilmiah di Kampus ULM, Prof. Rokhmin Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Mentok 5%
Membekali generasi pionir
Pelatihan yang diinisiasi Ikhbar Academy ini diikuti 25 peserta hasil seleksi ketat. Mereka hadir dengan semangat mengasah keterampilan baru: mulai dari teknik prompting dalam memanfaatkan AI, menulis kreatif, hingga memperdalam literasi digital.
Menurut Prof. Rokhmin, kehadiran mereka di forum ini sudah menunjukkan bahwa mereka termasuk pionir generasi baru.
“Kehadiran Anda di ruangan ini adalah bukti langkah berani: berani belajar, berani berubah, dan berani memimpin zaman,” ucapnya.
Ia berharap pelatihan seperti ini tidak berhenti pada forum sehari, melainkan menjadi titik awal perjalanan panjang dalam membangun daya saing generasi muda.
“Jadikan ilmu yang Anda dapat hari ini sebagai bekal untuk menulis, berkarya, berinovasi, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Acara ini tidak hanya membekali keterampilan praktis, tetapi juga memperkuat jejaring antarkomunitas penulis, pebisnis digital, dan praktisi media. Dengan begitu, para peserta bukan hanya menguasai alat, melainkan juga memiliki ruang untuk menyalurkan ide-ide baru yang produktif.

Baca: Mengapa AI Terlihat Sangat Cerdas? Ternyata Ini Rahasianya
Menatap masa depan dengan optimisme
Prof. Rokhmin menutup pesannya dengan penekanan pada optimisme. Baginya, AI bukan akhir dari peran manusia, melainkan awal babak baru di mana teknologi dan manusia berjalan beriringan.
“Para peserta yang saya banggakan, semoga dari tangan Anda lahir karya-karya kreatif yang mampu menginspirasi bangsa dan menguatkan umat,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa menghadapi era digital bukan hanya soal bertahan hidup, melainkan soal memimpin perubahan. Dengan bekal literasi digital, kreativitas, dan sikap kritis, generasi muda Indonesia diyakini mampu menjawab tantangan sekaligus merebut peluang di era ekonomi berbasis teknologi.
Pelatihan ini, menurut pakar kelautan itu, adalah investasi nyata bagi masa depan literasi digital Indonesia.
“Semoga Allah Swt memberikan keberkahan atas setiap langkah yang kita ambil, serta menjadikan ikhtiar ini sebagai amal jariyah yang bermanfaat bagi sesama,” pungkasnya.