Ikhbar.com: Depresi dikenal luas sebagai gangguan kesehatan mental yang memengaruhi kondisi emosional seseorang. Namun, banyak yang belum menyadari bahwa gejala tersebut juga dapat menimbulkan reaksi fisik yang nyata dan sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari. Sayangnya, gejala fisik ini kerap kali tidak dikenali sebagai bagian dari depresi, baik oleh penderitanya sendiri maupun oleh tenaga medis.
Depresi memengaruhi fungsi jaringan saraf serta jalur komunikasi otak yang mengatur emosi dan persepsi rasa sakit. Ketika jalur ini terganggu, rasa sakit fisik yang dirasakan tubuh menjadi lebih intens dibandingkan pada kondisi normal. Akibatnya, penderita depresi sering mengalami berbagai keluhan fisik, yang jika tidak segera ditangani, dapat memperburuk kualitas hidup mereka.
Gejala-gejala ini juga sering menyerupai tanda penyakit lain, sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai bagian dari gangguan mental. Hal ini menyebabkan banyak penderita tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
Berikut adalah gejala fisik depresi yang perlu diwaspadai menurut situs informasi kesehatan global tepercaya, WebMD, dikutip pada Sabtu, 23 November 2024:
Baca: Takut Pisang hingga Trauma terhadap Kancing, Mengapa Fobia Bisa Begitu Aneh?
- Sakit Kronis: Rasa sakit yang berlangsung lama, seperti nyeri otot, sendi, atau punggung, sering kali dirasakan lebih parah.
- Sakit Kepala: Migrain atau sakit kepala biasa menjadi lebih sering terjadi atau terasa lebih berat.
- Nyeri Dada: Meski nyeri dada bisa menjadi tanda gangguan serius pada jantung atau organ lain, depresi juga dapat memperburuk rasa tidak nyaman tersebut.
- Masalah Pencernaan: Penderita depresi sering mengalami mual, diare, sembelit, atau perubahan pola makan. Sebagian kehilangan nafsu makan, sementara lainnya makan berlebihan, khususnya makanan tertentu seperti karbohidrat.
- Kelelahan dan Kehilangan Energi: Rasa lelah ekstrem adalah salah satu tanda utama depresi. Meski sudah tidur cukup, penderita tetap merasa kehabisan tenaga, bahkan untuk melakukan aktivitas sederhana seperti bangun dari tempat tidur.
- Gangguan Tidur: Depresi sering menyebabkan insomnia atau pola tidur yang tidak teratur. Beberapa penderita kesulitan tidur, sementara sebagian lainnya justru tidur berlebihan.
- Perubahan Berat Badan: Depresi dapat menyebabkan penurunan berat badan drastis akibat hilangnya nafsu makan, atau sebaliknya, kenaikan berat badan akibat keinginan makan yang tidak terkendali.
- Pusing atau Kepala Terasa Ringan: Sensasi pusing atau seperti akan pingsan juga sering dialami oleh penderita depresi.
Gejala fisik depresi tersebut sering kali disalahartikan sebagai tanda gangguan kesehatan fisik lainnya. Selain itu, banyak penderita merasa enggan membicarakan keluhan ini kepada dokter karena takut dianggap berlebihan atau terlalu emosional. Padahal, memahami hubungan antara gejala fisik dan kondisi mental sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca: Tinggalkan Ponsel selama Seminggu dan Rasakan Manfaatnya!
Perawatan untuk depresi umumnya melibatkan kombinasi terapi psikologis dan obat-obatan. Namun, gejala fisik yang menyertai depresi sering kali memerlukan pendekatan tambahan. Di antaranya:
- Konsultasikan Semua Gejala: Penting untuk memberi tahu dokter tentang semua keluhan, baik fisik maupun emosional. Mencatat gejala secara rinci dapat membantu dokter memahami pola dan tingkat keparahannya.
- Obat Antidepresan: Antidepresan seperti duloxetine, venlafaxine, atau antidepresan trisiklik (misalnya amitriptyline) tidak hanya membantu mengatasi depresi, tetapi juga efektif untuk mengurangi rasa sakit kronis.
- Obat Tambahan: Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat penenang atau obat tidur untuk mengatasi gangguan tidur dan kecemasan. Dengan tidur yang lebih baik, gejala fisik lain sering kali ikut mereda.
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT): CBT adalah salah satu metode yang paling efektif untuk mengatasi rasa sakit fisik akibat depresi. Terapi ini membantu penderita mempelajari cara baru untuk menghadapi rasa sakit dan stres.
- Gaya Hidup Sehat: Perubahan gaya hidup, seperti olahraga ringan, pola makan seimbang, dan meditasi, juga dapat membantu meringankan gejala depresi. Aktivitas fisik, misalnya, diketahui dapat meningkatkan produksi endorfin, yaitu hormon yang dapat meredakan rasa sakit secara alami.
Kesadaran tentang gejala fisik depresi adalah langkah awal yang penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membantu penderita menjalani proses pemulihan.
Depresi bukanlah tanda kelemahan atau kegagalan pribadi, melainkan kondisi medis yang memerlukan perhatian serius. Dengan memahami dan mengenali gejala-gejalanya, termasuk gejala fisik, langkah menuju pemulihan dapat dimulai lebih dini.