Ikhbar.com: Tahun baru menjadi momentum yang paling potensial untuk kembali memupuk harapan maupun mengukuhkan tekad melakukan pembaruan. Selain itu, pergantian tahun juga lazim dimanfaatkan sebagai waktu yang pas untuk melalukan permenungan, evaluasi, dan memperbaiki diri.
Tren resolusi tahun baru yang biasanya muncul di tengah masyarakat mestinya bukan sekadar berisi daftar cita-cita, tetapi juga dipahami sebagai komitmen untuk lebih dekat kepada Allah Swt, meningkatkan amal ibadah, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
Komitmen tersebut juga selayaknya dibarengi dengan sikap yang penuh kesadaran dan ketulusan. Dengan demikian, seseorang diharapkan bisa mengarahkan langkahnya menuju kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Dalam QS. Al-Hasyr: 18, Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Baca: Akhir Tahun, Baca Doa Introspeksi Diri Ini
Memikirkan hari kemudian
Ulama ahli tafsir, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menegaskan bahwa ayat tersebut berisi tentang perintah untuk introspeksi diri. Dengan mengambil pendapat Imam Thabathaba’i, Prof. Quraish menyebut bahwa setiap mukmin dituntut untuk selalu memperbaiki apa saja yang telah dilakukan.
Menurutnya, jika seseorang berbuat baik, maka akan mendapat ganjaran dari Allah Swt. Sebaliknya, apabila perbuatan itu buruk, maka ia dianjurkan untuk segera bertaubat kepada Yang Maha Kuasa.
Senada, Imam Abu Mansur Al-Maturidi dalam Tafsir al-Maturidi menjelaskan bahwa QS. Al-Hasyr: 18 berisi perintah kepada manusia untuk selalu memikirkan apa yang harus dilakukan esok hari. Ia menjelaskan, ada kalanya seseorang harus bertaubat karena dosa yang pernah dikerjakan di hari kemarin atau sekadar bersyukur atas nikmat dan taufik yang telah diberikan Allah Swt di hari ini.
Ayat tersebut juga dapat dimaknai sebagai perintah untuk berhati-hati dalam bertindak dan memikirkan segala akibatnya di masa mendatang.
Sekiranya berbuah kebaikan dan keselamatan, lakukanlah. Sebaliknya, jika tindakan itu dapat menggiring seseorang kepada kerugian, maka jangan dilakukan.
Sementara itu, Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an al-Azim menjelaskan, maksud dari “memperhatikan apa yang telah diperbuat” adalah menilai diri sendiri sebelum dihisab di akhirat. Menurutnya, hal itu dilakukan guna melihat apa saja yang telah seseorang siapkan sebagai bekal untuk menghadap kepada Allah Swt kelak. Sebab sudah selayaknya umat Muslim berprinsip terus beramal baik seakan ia esok akan menjemput ajalnya.
Sedangkan menurut Imam As-Shawi dalam Hasyiyah Tafsir Jalalain mengatakan, seluruh amal yang diperbuat manusia di dunia sebetulnya akan tampak balasannya di hari kiamat kelak. Karenanya, Allah swt mengingatkan umat Muslim untuk bertakwa sebanyak dua kali dalam ayat tersebut.
Baca: Apa Itu Tafakur? Ini Jenis-jenisnya menurut Syekh Nawawi
Takwa menjadi lebih bermakna
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa takwa merupakan faktor utama agar umat Muslim bertaubat atas dosa-dosa lalu yang pernah dilakukannya. Selain itu, fungsi takwa berikutnya adalah sebagai pengingat agar takut bermaksiat di masa yang akan datang.
Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
“Orang yang pandai (kuat) adalah yang mengevaluasi dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.” (HR. Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah).
Sudah selayaknya umat Muslim menjadikan momentum tahun baru untuk terus meningkatkan kualitas diri dan ketakwaan kepada Allah Swt. Salah satu langkah penting dilakukan adalah menjaga konsistensi dalam beramal saleh, yang bukan hanya memperkaya jiwa, tetapi juga menjadi fondasi untuk hidup yang lebih bermakna.
Di sisi lain, penting untuk terus berinovasi dalam berbagai aspek kehidupan, mencari cara baru untuk memperbaiki kualitas hidup, dan memberikan manfaat bagi sesama. Dengan komitmen yang teguh, setiap hari dalam tahun baru dapat menjadi langkah maju menuju kehidupan yang lebih sempurna, baik secara spiritual maupun sosial.